Ambar: Ada Keterkaitan Percobaan Pembunuhan dengan Program Kesehatan Gratis
Bumi Siliwangi, isolapos.com-
Korban percobaan pembunuhan di parkiran University Center (UC), Ambar Sulianti selaku Kepala Poliklinik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), berasumsi bahwa, percobaan pembunuhan itu ada kaitannya dengan program kesehatan gratis bagi mahasiswa baru yang akan dia presentasikan pada 25 Februari 2010 di ruang rapat University Center. “Sepertinya ada yang tidak suka dengan program yang saya buat,” kata Ambar saat isolapos.com hubungi via telepon, Sabtu (27/02).
Namun, saat ide yang dikeluarkan itu dibicarakan pada awal Februari 2010, kata Ambar tidak ada yang kontra. “Hampir semua setuju saat pertemuan itu,” ujar Ambar. Yang hadir pada pertemuan itu adalah jajaran universitas dan fakultas yang mengurusi bidang kemahasiswaan.
“Kalau misalkan tidak setuju dengan program saya, kenapa mesti dengan cara membunuh,” tuturnya. Ditanya mengenai motif pribadi, Ambar menegaskan tidak mungkin. “Saya merasa tidak ada yang dendam dengan saya, kalaupun dengan jabatan yang saya pegang, saya rasa waktu itu tidak ada yang cemburu,” katanya. Ambar diangkat Rektor UPI sebagai Kepala Poliklinik UPI pada akhir 2008.
Ambar menuturkan, selama ini mahasiswa mesti bayar jika akan berobat ke Poliklinik UPI. “Waktu saya dengar, UPI punya anggaran kesehatan buat mahasiswa baru, tapi saya tidak tahu siapa yang bertanggung jawab dari anggaran itu,” ujarnya. Oleh karena, Ambar membuat program, dana itu lebih baik dikelola Poliklinik UPI. “Supaya mahasiswa baru gratis jika berobat, dan Poliklinik bisa buka 24 jam,” sambungnya. Ditanya berapa besar anggaran baru yang disimpan UPI untuk kesehatan itu, Ambar tidak mengetahuinya.
Kapolresta Bandung Barat AKBP Baskoro Tri Prabowo melalui Kasatreskrim AKP, Philemon Ginting juga masih mempertanyakan keterkaitan itu. “Selama ini, apakah mahasiswa (UPI) sering mengeluhkan tarif kesehatan mahasiswa yang dipungut di poliklinik?” tanyanya.
Yang memperkuat kecurigaan Ambar dengan keterkaitan program itu adalah, pelaku melakukan hal itu sebelum dia akan mempresentasikan idenya. “Pelakunya cukup profesional, bahkan dia tahu saya akan kembali ke mobil,” ujarnya.
Ambar mengungkapkan, UPI hanya menggelontorkan anggaran Poliklinik Rp 50 juta per tahun. “Itu termasuk gaji karyawan saya yang empat orang,” tuturnya. [Rudini]