Presiden Indonesia yang Terlupakan

632

Oleh Ahmad Toni Harlindo*-

bit.ly/k9fiyO

Banyak orang tidak mengenal sosok Sjafruddin Prawiranegara (SP) yang pernah menjadi Ketua PDRI. Atau pun, meskipun mengenal sosoknya mungkin hanyalah sebuah angin lalu saja dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam menghadapi Agresi Militer Belanda II. Sosoknya memang tidak setenar seperti tokoh Ir. Soekarno maupun Moh. Hatta dijagat sejarah nasional kita.

Perjuangan Sjafruddin Prawiranegara

Pada saat Belanda datang kembali ingin menguasai Indonesia tahun 1948, dan berhasil menguasai Ibu Kota Yogyakarta dan menahan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta beserta pejabat-pejabat tinggi negara lainnya sehingga terjadilah kekosongan pemerintahan. Padahal di dalam sebuah sistem pemerintahan ketatanegaraan kekosongan pemerintahan tidak diperbolehkan atau sangat membahayakan bagi kemerdekaan bangsanya. Apalagi bangsa Indonesia usianya pada waktu itu masih sangat muda dan rentan akan perpecahan. Ditambah lagi situasi dan kondisi pada saat itu Belanda telah dengan terang-terangan melancarkan aksi Militernya. Sebelum pasukan Belanda Memasuki Gedung Agung, istana Presiden dan Wakil Presiden, Presiden sempat mengirimkan radiogram ke Menteri Kemakmuran, Mr. Sjafruddin Prawiranegara yang sedang melakukan perjalanan di Sumatera untuk membentuk PDRI.

Dengan demikian kekosongan pemerintahan tidaklah terjadi. Dengan begitu Belanda tidaklah berhasil menguasai kembali Indonesia, meskipun Belanda telah menyiarkan kepada seluruh dunia bahwa RI tidak ada lagi. Namun Pemerintahan yang sah telah eksis pula di Sumatera Barat Bukittinggi dengan ketuanya Mr. Sjafruddin Prawiranegara dan lengkap dengan pejabat-pejabat negara lainnya. Untuk menghindari penangkapan oleh pihak Belanda, markas PDRI pun berpindah-pindah tempat dari Sumpur Kudus, Lintau, Sawah Lunto dan Salibaru, selamma lebih kurang setengah tahun.

Sebagai seorang manusia biasa beliau pun pernah dianggap sebagai pemberontak dengan menyeberang ke Pemerintahan Revolusioner Indonesia (PRRI). yang di dalam buku-buku mata pelajaran sejarah gerakan PRRI itu telah tercatat atau di cap sebagai pemberontakan. Namun pemerintahan Soekarno telah memberikan amnesti dan abolisi kepada Sajfruddin Prawiranegara, atau keterlibatan beliau dalam PRRI dihapuskan atau dianggap tidak pernah ada. Hal ini adalah wajar saja oleh karena melihat keadaan negara yang genting pada masa itu sikap kecondongan beliau itu pun dapat dimaaafkan dengan mengingat jasa-jasa beliau yang teramat besar dalam keberlangsungan Republik Indonesia selanjutnya sampai detik ini.

Sebenarnya sosok SP atas jasa-jasanya dengan tetap teguh memperjuangankan eksistensi Kemerdekaan Bangsa Indonesia dengan membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia telah dianugrahi Bintang Putra oleh pemerintah RI. Namun nampaknya sosok dan jasa-jasa beliau begitu besar bagi eksistensi bangsa ini yang sampai saat ini. Karena jikalau saja pada saat itu tidak dibentuk PDRI maka negara RI ini tidak akan eksis sampai saat ini.

Siapa yang membutuhkan Gelar Pahlawan?

Yang membutuhkan gelar pahlawan bukan SP maupun keluarganya, namun kita sebagai bangsa yang besar harus mengakui dan menganugrahi setiap jasa dari pahlawannya. Kita sebagai bangsa yang sedang dirundung berbagai masalah membutuhkan sesosok figur atau suri tauladan dari masa lalu sebagai penyemangat kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bahkan para pelurus sejarah menafsirkan bahwa kedudukan Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Ketua PDRI, adalah sama kedudukannya dengan Presiden. Oleh karena itu Sjafruddin Prawiranegara ditafsirkan sebagai Presiden RI yang kedua. Jika demikian sudut pandangnya, berarti materi pelajaran sejarah di sekolah-sekolah yang diajarkan sampai saaat ini perlulah mengalami perombakan sudut pandang. Yaitu dengan menambah satu lagi periode Pemerintahan Presiden Sjafruddin Prawiranegara dalam keadaan Darurat pada masa itu. Jadi Presiden RI bukanlah hanya Soekarno, Soeharto, Bj. Habibie, Abdurrahman Wahid (Gusdur), Megawati Soekarnoputri sampai sekarang yang sedang eksis memegang tampuk pemerintahan adalah Susilo Bambang Yudoyono.

*Mahasiswa Jurusan Pendididkan Sejarah UPI 2006

Sumber Rujukan: Seminar Nasional “Sjafruddin Prawiranegara Penyelamat Republik Indonesia”, Senin (25/4/2011)

Comments

comments