Salah Cetak Jadwal, Debat Capres Sepi

31

Terlihat hanya ada beberapa peserta yang hadir dalam acara Debat Terbuka Capres dan Cawapres Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM Rema) UPI.
Bumi Siliwangi, isolapos.com-

Debat terbuka calon presiden dan wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM REMA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kemarin (8/2/12) di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) sepi peserta. Disinyalir penyebab sepinya acara tersebut karena kesalahan pencetakan surat undangan. Dalam surat undangan yang beredar, tertera jadwal acara debat terbuka dimulai pukul 3 sore. Namun ternyata, acara berlangsung sejak pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore.

Staf Komisi Pemilihan Umum  Dewan Perwakilan Mahasiswa REMA UPI , Lufi, mengiyakan bahwa ada kesalahan cetak yang terjadi. ”Sudah terlanjur mencetak sekitar 150 lembar, sehingga kebijakan kami mengklarifikasi disaat pemberian surat,” jelasnya.

Kendati demikian, atas kesalahan dan perubahan jadwal tersebut membuat peserta yang datang pada acara debat terbuka hanya sedikit. Bahkan, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Penelitian dan Pengkajian Intelektual Mahasiswa (LEPPIM) mengaku sama sekali tidak menerima surat undangan tersebut. “Kami tahu ada debat terbuka capres lewat undangan online,” ucap salah satu anggota UKM LEPPIM, Ari.

Berbeda dengan Ari, ketua Unit Kegiatan Studi Kemasyarakatan (UKSK), Kurniawan, menerima undangan beserta klarifikasi perubahan jadwal sehari sebelum acara. Namun, menurutnya perubahan jadwal menjadi jam 8 pagi adalah kurang tepat. “Melihat dari kondisi jamnya jam 8, ya saya pikir kurang pas,” ujar Kurniawan.

Faktor lain, menurut Kurniawan, penyebab debat capres sepi peminat adalah menurunnya kepercayaan mahasiswa terhadap BEM Rema. “Bisa jadi BEM di mata mahasiswa saat ini mulai pudar,” katanya. Tak hanya itu, Kurniawan menambahkan, “isi debatnya itu juga kurang membuat mahasiswa tertarik.”

Hal senada juga diungkapkan anggota LEPPIM, Sari, ia sebenarnya melihat Debat terbuka Capres, namun menurutnya hal itu tak membuatnya tertarik. “Yang menarik paling pas ngomongin uang bulanan mereka, ada yang 300rb, 400, ampe 600rb, pada komentar kalau sedikit bisa jadi bakal korupsi nantinya,” ungkapnya sambil tertawa.[Citra Amalia]

 

Comments

comments