Posting Memojokan di Jejaring Sosial
Bumi Siliwangi, isolapos.com-
Beberapa waktu lalu dalam grup jejaring sosial facebook, Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM Rema) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ramai membicarakan postingan yang dibuat salah seorang mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, sebut saja TF. Pasalnya postingan yang ditulis oleh TF tersebut dinilai memojokkan mahasiswa Fakultas Pendidikan dan Teknik Kejuruan (FPTK).
Oleh sebab itu, BEM Rema UPI beserta perwakilan mahasiswa FPTK serta TF mengadakan pertemuan untuk mengklarifikasi masalah posting tersebut. “Agar semua clear maka kami gelar pertemuan ini,” kata Menteri Komunikasi Informasi (Menkominfo) BEM Rema, Muhammad Amhar di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), Rabu (5/9).
Amhar pun menambahkan karena situasi semakin memanas dan banyak menimbulkan kesalahpahaman, maka Amhar berinisatif untuk menghapus postingan tersebut.”Postingan tersebut sudah dihapus,” kata Amhar.
Salah satu perwakilan mahasiswa FPTK, Budi Prasetyo mengatakan merasa disudutkan atas postingan tersebut. Dalam postingannya, TF menyebutkan orang yang ingin membentuk BEM Fakultas merupakan orang yang haus jabatan karena tidak mampu bersaing di level yang lebih tinggi. Ia juga menuding pembentukan BEM Fakultas bukan murni keinginan mahasiswa FPTK.
“Itu benar-benar menyudutkan mahasiswa FPTK. Padahal dia tidak tahu apa-apa. Karena itu saya mengundang temen-temen kumpul di sini, supaya jelas,” tegas Budi.
TF yang hadir dalam pertemuan dicecar oleh perwakilan mahasiwa FPTK. TF menjelaskan tidak bermaksud menyudutkan FPTK. Ia mengaku hanya ingin mengemukakan pendapat. “Apakah perlu dibentuk BEM Fakultas?“ katanya.
Budi menuding ada provokator yang mendorong TF, karena menurutnya mahasiwa angkatan 2011 tidak mungkin berani menulis hal itu. Perwakilan mahasiswa FPTK yang datang menuntut TF meminta maaf.
“Jika saya melakukan kesalahan, saya akan meminta maaf. Tapi saya hanya menyampaikan pendapat,” ujar TF.
Setelah dimintai kejelasan selama hampir tiga jam, TF bersedia meminta maaf melalui facebook dan menulis di kertas sebanyak 20 lembar yang akan dibagikan ke FPTK. “Ini evaluasi buat kami, kami kurang memberi arahan kepada anggota grup,” ucap Amhar. [Farid Maulana]