Kisah Gadis Bernama Naomi

444

Judul Buku    : Naomi
Penyusun      : Tanizaki Junichiro
Penerjemah    : Maulida Sri Handayani
ISBN          : 9786029137231
Terbit        : Juni 2012
Penerbit      : Komodo Books
Ukuran        : 14 x 20,5 cm
Halaman       : 256

 

Catatanku ini akan menjadi kisah berharga mengenai sesuatu yang tak ingin kulupakan. Aku juga yakin bahwa pembacaku bakal menemukan pelajaran darinya. Ketika jepang makin kosmopolitan, pribumi dan orang asing semakin berbaur, segala macam doktrin dan falsafah diperkenalkan, laki-laki dan perempuan pung mengadopsi berbagai gaya barat terbaru (Tanizaki Junichiro)

Naomi ialah gadis berumur 15 tahun. Kala itu, hari pertamanya bekerja sebagai pramuria di kafe Diamond. Dia pramuria magang pemula yang baru mekar dari kuncupnya. Keterbatasan finansial menjadikan Naomi putus sekolah, padahal seharusnya ia sudah duduk di bangku sekolah bukan menjadi pramuria kafe.

Di hari pertama dia bekerja ada seorang pria berumur dua puluh delapan tahun yang tertarik kepadanya. Joji Namanya. Mengapa pria tersebut tertarik dengan Naomi ? Karena namanya yang khas yaitu Naomi. Kala itu Naomi dipanggil dengan sebutan “Nao-Chan.” Naomi memiliki wajah yang cantik, mirip dengan bintang film Mary Pickford. Dan karena namanya yang indah pulalah akhirnya Joji membawa Naomi ke rumahnya untuk dijadikan pembantu rumah tangga.

Menurutnya dengan membawa Naomi ke rumah merupakan cara terbaik. Setiap hari Joji bisa melihat pertumbuhan Naomi dengan jelas. Meskipun Joji seorang pria dewasa yang berpenghasilan tetap dan bermasa depan cerah, Joji tidak tertarik untuk mengawini anak gadis orang kaya atau perempuan berpendidikan tinggi. Kelak, ketika Naomi beranjak dewasa dan telah memiliki kepintaran seperti orang-orang yang terdidik dan bergaya seperti gadis-gadis barat, Joji akan mengawininya. Karena memang cita-cita terbesar Joji menikahi gadis barat.

Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, Joji memasukkan Naomi ke tempat kursus bahasa Inggris. Tak hanya itu, Joji juga memasukan Naomi ke tempat kursus tari balet dan lain-lain. Hal tersebut dilakukannya agar Naomi dapat memiliki kepintaran seperti gadis barat. Akhirnya apa yang Joji inginkan terhadap Naomi terwujud. Namun hal tersebut membuat Joji merasa minder karena Naomi berubah total menjadi seorang gadis barat yang selalu pulang malam. Beberapa kali, Naomi sering membawa teman-temannya ke rumah Joji jika mereka pulang terlalu larut.

Itulah gambaran novel sastra yang mengemas kisah percintaan yang muskil sekaligus mengharukan, aneh sekaligus mendebarkan, provokatif, unik sekaligus puitis. Novel sastra yang ditulis oleh pengarang kontemporer terbesar yang dimiliki Jepang, Tanizaki. Di sini, Tanizaki mampu menceritakan Jepang yang mulai semakin kosmopolitan, budaya barat yang masuk ke jepang serta doktrin dan falsafah barat lain yang diperkenalkan. Selain itu juga disini penulis mampu memadu-padankan antara cinta dengan modernisasi dalam bentuk sastra.

Penulis juga disini mampu mengundang guncangan psikologis pembaca. Pembaca seakana ikut terbawa mencari idenitas dan ketegangan yang penuh kejutan yang tak terduga. Namun ada beberapa cerita yang diulang sehingga pembaca seperti dibolak-balikan ke cerita sebelumnya.

Meski begitu, Naomi memberi kita sebuah pelajaran. Benturan budaya yang terjadi dalam hidup kita hendaknya tidak dibiarkan masuk begitu saja. Segala sesuatu yang baru itu harus ditelaah baik dan buruknya untuk kita tiru, jika dirasa baik untuk diri kita sendiri. Buang dan jadikan pelajaran jika memberikan dampak  buruk bagi hidup kita. Selamat membaca. [Rifqi Nurul Aslami]

Comments

comments