Tuntut Persamaan Hak dan Gender di Hari Perempuan
Bumi Siliwangi, isolapos.com-
Bertepatan dengan Hari Perempuan Dunia, sejumlah mahasiswa dan Federasi Serikat Pekerja Mandiri (SPM) melakukan aksi protes terhadap kebijakan pemerintah yang menyangkut hak-hak perempuan, Jumat (8/3) di depan Gedung Sate Bandung. Ketua SPM Kecap Bango Sunanta, menuntut persamaan hak dan gender pada perempuan. Salah satunya, ia menuntut kasus cuti melahirkan yang belum diterapkan di setiap perusahaan. “Cuti melahirkan sesuai kebijakan pemerintah adalah 3 bulan. 1,5 bulan pra-melahirkan dan sisanya pasca-melahirkan,” tuturnya.
Namun kenyataannya, ada perempuan yang mengambil cuti dalam 2 minggu sebelum melahirkan sering dianggap telah mengambil cuti melahirkan selama 1,5 bulan pra-melahirkan. Padahal maksud mereka, lanjut Sunanta, agar dalam mengurus anaknya yang baru lahir bisa lebih lama, yaitu 2,5 bulan dari sisa masa cuti melahirkan.
Tuntutan lain dilakukan oleh Aljabar. Juru bicara, Aljabar Dewi Amelia mengajukan protes mengenai kebijakan impor sembako, penghapusan Undang-Undang diskriminasi terhadap perempuan, biaya pendidikan yang mahal, dan juga penghentian human trafficking. “Kami hadir di sini, berpanas-panasan, bertelanjang kaki untuk menyuarakan protes-protes tersebut,” katanya. Ia menjelaskan, masalah perempuan saat ini juga menyangkut masalah ekonomi. “Yang paling merasakan dampak dari masalah tersebut adalah ibu-ibu, perempuan,” jelasnya. Dari aksi ini, peserta aksi mengharapkan pemerintah bisa lebih memperhatikan hak-hak perempuan. [Fachmi Maulana]