FPEB Perkenalkan Prodi Baru

129
Para pejabat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia Edi Setiadi usai menandatangani piagam pembentukan Prodi baru Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam di Auditorium JICA, Rabu (1/5).

Bumi Siliwangi, Isolapos.com-

Bertempat di Auditorium JICA, dalam acara kuliah umum “Industri Keuangan dan Perbankan Islam, Tren Global dan Tantangannya bagi Perguruan Tinggi” Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Edi Suryadi, perkenalkan Program Studi (Prodi) baru Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam sebagai Prodi ketujuh FPEB. “Kami sangat bangga dengan dibukanya Prodi ini di FPEB,” ujar Edi, Rabu (1/5). Disaksikan sejumlah dosen dan mahasiswa FPEB, Edi mengatakan, bertambahnya Prodi tersebut menjadi pembeda fakultasnya dengan Fakultas Ekonomi di Perguruan Tinggi (PT) lainnya.

Sekarang, lanjut Edi, ekonomi syariah telah menjadi pertimbangan baru dalam perekonomian. Oleh karena itu, kata dia, FPEB telah mengeluarkan kebijakan berupa mewajibkan seluruh dosen dan mahasiswa FPEB untuk membuka rekening di Laboratorium Perbankan Syariah FPEB. “Ini sudah melalui ijin Rektor dan Pembantu Rektor UPI,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, turut hadir Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional Furqon. Ia menyambut gembira dibukanya Prodi baru tersebut. Ia berharap agar FPEB bisa berkontribusi dalam perkembangan ekonomi Islam di Indonesia. “Semoga bisa berkembang dengan cepat sehingga bisa mendukung visi misi fakultas,” ujar Furqon dalam sambutannya.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia Edi Setiadi, PT yang membuka Prodi Ekonomi Islam itu kebanyakan dari PT luar negeri yang mayoritas penduduknya non muslim. Bahkan, lanjutnya, perkembangan instrument keuangan Islam itu lebih terlihat bukan pada negara yang mayoritas muslim. “Nah, ini menjadi tantangan bagi perguruan tinggi di Indonesia,” tambahnya.

Tantangan tersebut, menurut salah satu mahasiswa FPEB Riyani Fitria Ningsih, telah mampu dijawab oleh UPI. Meski begitu, ia merasa hal tersebut terlalu dipaksakan karena tidak mempertimbangkan fasilitas yang tersedia di FPEB. “Misalnya ruang kuliah yang merupakan kebutuhan prima jumlahnya masih sangat terbatas,” jelas mahasiswi Prodi Pendidikan Manajemen Perkantoran itu.

Riyani menuturkan pembentukan Prodi baru ini telah dirancang selama empat tahun lalu oleh para petinggi FPEB. Ia pun meyakini mereka pasti mempunyai solusi perihal keterbatasan ruang kuliah. “Kita lihat saja nanti bagaimana pelaksanaan operasional dari Prodi baru ini,” ujarnya. [Melly A. Puspita].

 

Comments

comments