Tak Diberi Kesempatan Bertanya, Orangtua Mahasiswa Penangguhan Kecewa
Bumi siliwangi, isolapos.com-
Sejumlah orangtua mahasiswa penangguhan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kecewa lantaran tak diberi kesempatan untuk bertanya pada pertemuan orangtua dan pihak universitas mengenai kebijakan penangguhan pembayaran SPP, Rabu (2/10) siang. Salah satu pihak universitas yang diwakili oleh Kepala Rekrutmen Mahasiswa Baru UPI, Asep Supriatna, menolak untuk membicarakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada pertemuan yang berlangsung di Gedung Amphiteater UPI itu. “Saya tahu persis Ibu Bapak ada yang mempermasalahkan UKT ini. Sudah, tidak untuk dibicarakan lagi karena perlu verifikasi dan pembuktian,” tegasnya.
Sontak hal itu membuat sejumlah orangtua mengeluh. Pasalnya, mereka hadir memenuhi undangan universitas tersebut untuk mencari solusi mengenai UKT yang harus mereka lunasi sebelum jatuh tempo 13 Desember nanti. “Dikira saya hari ini ada solusi, taunya enggak ada. Pengen-nya ada tanya jawab atau gimana, buat apa atuh kita kesini? Sia-sia,” keluh salah satu orangtua mahasiswa penangguhan, Nani, usai pertemuan.
Nani menyesalkan tindakan pihak universitas yang tidak memberikan kesempatan pada orang tua untuk bertanya. Padahal, suaminya yang hanya buruh pabrik harus membayar biaya anaknya berkuliah di Jurusan Pendidikan Agama Islam UPI sebesar Rp. 5.875.000 per semester. “Memang gaji suami itu tiga juta perbulan, tapi sekarang saja harus membiayai lima anak, udah engga cukup,” terangnya pada isolapos.com
Sama halnya dengan Nani, orangtua mahasiswa penangguhan lainnya ‘Ai, pun merasa tidak puas dengan pertemuan tersebut. Ia menyayangkan pihak kampus yang tidak memberi kesempatan pada orangtua untuk menyatakan besaran UKT yang sanggup mereka bayar. “Orangtua itu ada yang tidak mampu, ada yang bisa bayarnya dicicil. Jadi seharusnya ada yang mau bertanya dan memberi masukan itu diberi kesempatan,” ujarnya.
‘Ai harus membayar UKT sebesar Rp. 3,9 juta per semester agar anaknya tetap berkuliah di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPI. Belum lagi, ia berkewajiban membayar Rp. 16 juta untuk registrasi anaknya karena masuk melalui jalur Ujian Mandiri UPI. Meski dirinya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun ia mengaku tak sanggup membayar tangguhannya tersebut. “Saya punya tanggungan anak lima orang yang masih pada sekolah. Suami sudah meninggal, jadi semua ditanggung sendiri,” tutur ‘Ai.
Dari pertemuan yang berlangsung pukul dua sore itu, para orangtua kembali diminta untuk mengisi surat pernyataan kesanggupan melunasi tangguhan hingga batas akhir pembayaran di atas materai. Selain Asep, pihak universitas juga diwakili oleh Direktur Direktorat Kemahasiswaan Syahidin, Direktur Direktorat Akademik Agus Taufiq dan Staf Direktorat Keuangan Agus Amir. [Melly A. Puspita]