Kenali Dilan dari Milea

522
Cover Novel Dilan

Identitas buku

Judul buku      : Dilan, Dia adalah Dilanku Tahun 1990

Penulis             : Pidi Baiq

Cetakan           : Pertama, April 2014

Penerbit           : Dar! Mizan (PT. Mizan Pustaka)

Tebal   buku    : 332 Halaman

Masa lalu merupakan kenangan dalam hidup seseorang. Oleh karena itu, tokoh utama bernama Milea membagi kenangannya bersama seorang yang tidak akan pernah terlupakan yakni sosok Dilan. Awal mula pertemuan mereka merupakan pertemuan yang tidak biasa bagi Milea. Hubungan mereka semakin hari semakin dekat ditandai dengan surat-surat yang dikirimkan oleh Dilan untuk Milea. Pada akhirnya surat-surat dan tingkah polah Dilan membuat Milea senyum-senyum sendiri. Bahkan Dilan juga telah membuat Milea memiliki kebiasaan sebelum tidurnya yakni mengucapkan selamat tidur bagi Dilan yang bahkan Milea yakini bahwa Dilan tidak akan bisa mendengarnya.

Dilan sosok anak Sekolah Menengah atas yang pemikirannya sulit ditebak, seperti yang ceritakan Milea bahwa Dilan merupakan salah seorang anggota dari Geng Motor yang disegani oleh anggota lainnya. Dia memiliki jabatan sebagai jendral tempur, namun Dilan tidak pernah luput dari juara kelas di kelas 2 Fisika 1. Di sekolah, Dilan dikenal sebagai pembuat onar, sering kali ia berkelahi dengan siswa lain. Bahkan guru Dilan pun siap melayani, semua itu dia lakukan untuk mempertahankan harga dirinya.  Selain itu,  dia menyakini bahwa tidakan yang dia lakukan adalah benar. Namun kenakalan yang dilakukan oleh Dilan masih dalam batas kenakalan biasa sebagai anak muda.

Tindakan yang membuat Milea terkesan yakni  telepon dari Dilan yang selalu ditunggu-tunggu oleh Milea. Namun, tidak hanya kepada Milea saja Dilan berbicara ketika lewat telepon melainkan Dilan juga melakukan perbincangan dengan pembantu rumah tangganya Milea, hingga pembantu rumah tangga Milea merasa aneh akan teman majikannya tersebut. Tingkah laku Dilan memang sering membuat orang lain ketawa dan membuat suasan amenjadi ceria. Percakapan antara Dilan dan Milea hanya pembicaraan sehari-hari, namun jika Dilan yang membicarakan hal tersebut akan menjadi topik yang menyenangkan. Bahkan jika Milea sedang tidak bersemangat.

Novel ini dapat membawa pembacanya senyum-senyum sendiri, menghibur, ketika membayangkan tingkah laku Dilan yang sederhana, namun membuat orang lain merasa istimewa. Selain itu, novel ini juga ada beberapa kalimat yang menggunakan bahasa Sunda, sehingga membuat novel ini lebih lengkap dengan tokoh Wati yang menggunakan bahasa daerahnya.

Selain itu penambahan sketsa gambar tokoh dan adengannya menjadi poin tambah dalam novel ini. Menggunakan angka pemisah setiap kejadian yang berganti, membuat pembaca bisa asyik menikmati tulisan yang dibuat oleh Imam Besar Republik The Panas Dalam. Selamat membaca! [Restu Putri S]

Comments

comments