Lingga Terima Surat Balasan dari Wakil Rektor
Bumi Siliwangi, isolapos.com-
Kamis (22/1) sore, Mahasiswa Departemen Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Lingga Ramdhan Nugraha mendapatkan surat balasan dari Wakil Rektor Bidang Akademik, Pengembangan dan Hubungan Internasional, E. Aminudin Aziz yang ditandatangani Direktur Direktorat Akademik, Agus Taufik. Sebelumnya, pada Jumat lalu, mahasiswa angkatan 2009 yang tengah dirundung masalah drop out paksa karena tak membayar SPP semester ganjil dan tidak mengurus cuti akademik sebelum batas waktunya itu, mengirim surat permohonan ke Rektor UPI beserta ketiga Wakil Rektor untuk pengaktifan kembali status kemahasiswaannya. (Baca Selamatkan Status Kemahasiswaan, Lingga Kirim Surat Ke Rektor)
Surat balasan itu berisi tak bisa mengabulkan permohonan Lingga. Selain itu, UPI memintanya untuk mengundurkan diri sesuai prosedur yang berlaku. “Ya suratnya tentang harus mengundurkan diri, intinya itu,” kata Lingga.
Dalam surat bernomor 069/UN40.18/DT/2015 itu, dijelaskan bahwa surat pengunduran diri atas nama Lingga Ramdhan Nugraha diajukan oleh Dekan atau Wakil Dekan I. Selanjutnya, Direktorat Akademik akan menerbitkan Surat Keputusan, Surat Keterangan dan transkrip nilai untuk digunakan sebagai mana mestinya.
Menerima hal itu, Lingga mengaku merasa kecewa dengan tanggapan UPI mengenai permohonannya. “Sangat kecewa,” tuturnya. Saat mengambil surat pun, ia sempat meminta kebijaksanaan Agus. “Ya minta pertolongan dari bapak, mudah-mudahan lah bisa diberi keringanan tapi Pak Agusnya masih keukeuh.”
Kejadian serupa juga menimpa Mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi UPI, Asep Ilham Harisudin. Ancaman Drop Out paksa turut ia terima karena tak mampu membayar SPP Semester Ganjil dan mengurus cuti akademik tepat waktu. “Sedih dengan adanya hal seperti ini. Saya tidak bayar itu disamaratakan dengan orang yang melakukan kriminal,” ujar mahasiswa angkatan 2009 itu.
Sementara itu, Agus mengatakan, peraturan tersebut sudah ditata berdasarkan kesepakatan pejabat-pejabat UPI dari tataran rektorat hingga Pembantu Dekan I. “Ketika disepakati, semua harus menjaga sistem tersebut dapat berjalan,” ujarnya ketika ditemui isolapos.com, Jumat (23/1). Menurutnya, tidak boleh ada mahasiswa yang dikecualikan karena ini merupakan bagian dari proses pendidikan. [Melly A Puspita]