Sekretariat BEM REMA UPI Disegel Senat Fakultas
Bumi Siliwangi, Isolapos.com-
Mahasiswa yang mengatasnamakan Senat Fakultas FPIPS, FPOK dan FPTK menyegel Sekretariat Bem Rema UPI, Selasa malam (1/9). Kejadian ini, merupakan buntut dari kekecewaan mereka karena Bem Rema membubarkan penjemputan Mahasiswa Baru (Maba) 2015 saat penutupan Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum (Moka-Ku). Pada hari terakhir penyelenggaraan Moka-Ku, Bem Rema mengingkari kesepakatan mengenai penjemputan Maba oleh fakultas masing-masing. Sebelumnya, antara Bem Rema dan pihak Senat Fakultas sudah sepakat mengijinkan hal itu. “Tapi kenyataannya, dilapangan Bem Rema malah ngabubarkeun!,” ujar Tirta Somantri kepada Isolapos.com.
Kejadian penyegelan ini terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Masa yang telah berkerumun, berbondong-bondong mendatangi Sekretariat Bem Rema dan langsung menyegelnya. Mereka memaku pintu dengan kayu yang disilangkan, lalu menutup dengan kain putih bertuliskan “Kita Warga UPI Menyegel Sekre BEM”. Selain itu, mereka juga menuliskan kata-kata bernada protes di kain tersebut. “5 kesalahan BEM: Goblok dan diskriminatif, Pengecut, Pro Birokrat, Menindas Mahasiswa, dan Tidak Kreatif.” Tidak jelas siapa penulisnya, namun di bawah tulisan tersebut disematkan kata “By Allah”.
Setelah penyegelan, mereka lalu mengadakan forum dengan mempertanyakan tiga hal. Pertama, mereka mempertanyakan perihal kenapa momen penjemputan mahasiswa dibubarkan oleh Bem Rema. Kedua, mereka juga mempertanyakan kenapa di buku Moka-Ku Senat Fakultas tidak dicantumkan profilnya sebagai lembaga resmi.
“Saya pribadi sudah lihat draftnya (buku Moka-ku -red), ada yang namanya senat FPIPS sama BEM FPOK, tapi setelah di cetak nggak ada,” protes Tirta. Menurut keterangan Tirta, Dirmawa sudah mengizinkan hal itu. Sebelumnya, menurut Tirta, antara Rema dan Senat Fakultas juga sudah sepakat seluruh ormawa masuk ke konten buku Moka-Ku.
Selain itu, mereka juga mempertanyakan transparansi pengelolaan keuangan Moka-Ku. Misalnya, masalah konsumsi yang oleh panitia Moka-Ku dianggarkan sebesar 85 juta, dianggap tidak sesuai kenyatannya. “Anggarannya di sana kan 25 ribu satu box, tapi kenyataannya saya lihat paling ge dalapan rebu atawa lima rebu (paling juga delapan ribu atau lima ribu-red),” ujar Tirta. Tirta merasa konsumsi yang diberikan panitia untuk mereka tidak manusiawi. Bahkan, untuk UKM yang beranggota banyak, hanya menerima satu box konsumsi saja.
Dalam forum tersebut, Patra Dewa, mahasiswa Teknik Sipil 2011 menyatakan bahwa ia tidak puas dan akan melanjutkan aksinya hingga Bem Rema hadir dan menyikapi. “Kaya ngomong sama tembok! Dia (Bem Rema-red) nggak bakal ngerti apa-apa,” ujar Patra. Zulfa Nasrullah, dari UKM ASAS UPI menyatakan, dia sebenarnya tidak suka cara seperti ini, namun baginya dia merasa perlu menanyakan sikap BEM yang tidak pro-Mahasiswa. “Kok kamu jadi penindas baru?,” sentak Zulfa berapi-berapi.
Esoknya, Presiden BEM REMA UPI, Dede Fathah menyatakan kekecewaanya terhadap aksi tiga fakultas kemarin itu. Baginya, tindakan penyegelan itu tidak dewasa.“Menurut saya, kalau mereka dewasa, kita selesaikan,” ucapnya. Dede juga menyatakan kalau memang mereka tidak puas, selesaikan dengan mendatangi orang yang dimaksud. Ia mengibaratkan kejadian ini seperti debt collector yang menagih hutang,“kalau saya lagi nggak ada, bukan berarti si penagih utang itu merusak rumah saya,” cetusnya.
Selain itu, Dede menyatakan bahwa dirinya sudah berbicara dengan orang-orang dari tiga Senat Fakultas tersebut. Dede menyatakan, dirinya sudah bertindak sesuai Standar Operasional dari UPI. Bahkan Dede sudah melakukan pembicaraan dengan para biroktrat UPI terkait.“Ada WR (wakil rektor)1, ada Pak Syahidin, Pak Syahroni, satu minggu lebih sebelum Moka,” terangnya kepada redaksi Isolapos.com.
Kini, sekretariat BEM REMA sudah mulai beroperasi seperti sedia kala. Dede menyatakan, jika pihak mahasiswa yang menyegel BEM tidak mau mencabut, maka BEM akan mencabut segel sendiri. “Ya sudah kita yang cabut,” ucap Dede. [FAIKA MUHAMMAD A, SYAWAHIDUL HAQ, M.IKHSAN]