Sistem UKT di Mata Capres Rema UPI 2016

Bumi Siliwangi, isolapos.com- Menanggapi permasalahan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kedua calon Presiden BEM Rema UPI memiliki pandangan yang berbeda. Calon no.1 Deni dalam kampanyenya berpendapat bahwa tugas utama dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah melaksanakan fungsi advokasi. Ia menambahkan, bahwa masalah UKT ini bukan hanya permasalahan yang ditanggung oleh BEM saja, pun harus bekerjasama dengan mahasiswa se-universitas. Salah satu caranya yaitu dengan bekerjasama dengan himpunan-himpunan yang ada. “ Bagaimanapun dari himpunan muncul data mahasiswa yang fix tidak bisa membayar kuliah, masuk ke BEM fakultas mungkin, baru masuk ke BEM REMA,” ucap Deni.
Berbeda dengan Deni, calon no urut 2 Guntur, berpendapat bahwa permasalahan UKT yang berlaku sejak tahun 2013 ini merupakan masalah berkepanjangan sampai sekarang. Guntur juga menanggapi mengenai penangguhan biaya dari universitas adalah sebuah kebijakan yang tidak solutif. Menurutnya, yang ditangguhkan ini hanyalah waktu, ketika waktu telah habis dan tetap belum bisa membayar UKT, akibatnya mahasiswa harus mengambil cuti. “ Jika harus membayar bulan Agustus dan di tangguhkan sampai Oktober, kalau misalkan sampai Bulan Oktober tetap ga bisa bayar, maka solusinya harus cuti, artinya ini solusi yang tidak solutif,” tuturnya.
Solusi yang akan di gagas Guntur adalah dengan sistem kolaboratif. Menurutnya , BEM perlu membuat sistem yang berbarengan dengan sistem yang akan dibuat oleh pihak UPI. Sistem yang direncanakan oleh BEM akan berkolaborasi dengan sistem baru yang dibangun UPI. “Pihak UPI sedang membangun sistem, kita juga membuat sistem. Kedepannya mahasiswa UPI mempunyai sistem sendiri terkait UKT,” tambahnya.
Pendapat dari kedua calon tersebut diutarakan saat kampanye terakhir pada rangkaian pesta demokrasi Pemilu Presiden Rema UPI di Gedung Geugeut Winda (PKM) Kamis, (26/11) siang tadi. Selanjutnya, kedua calon ini akan masuk ke tahap pemilihan tanggal 30 November nanti. [ Pathan Ismail ]