GMPP : Pendidikan Profesi Bagi Guru dinilai Belum Matang

174
Suasana Bincang Isola yang bertemakan Perlukah Pendidikan Profesi Guru di Teater Museum Pendidikan Nasional UPI, Jumat (05/02) .
Suasana Bincang Isola yang bertemakan “Perlukah Pendidikan Profesi Guru?” di Teater Museum Pendidikan Nasional UPI, Jumat (05/02) .

Oleh : Mella Apriliani dan Restu Puteri S

Bumi Siliwangi, isolapos.com– Untuk menjadi guru yang professional, calon pendidik harus menempuh Pendidikan Profesi Guru (PPG). Namun, Eko Purwanto salah satu anggota Komunitas Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan (GMPP) menilai PPG ini masih belum matang. Hal itu ia sampaikan di hadapan ratusan mahasiswa yang hadir pada Bincang Isola, Jum’at (5/2) di Teater Terbuka Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Eko menilai PPG belum menunjukkan dampak yang signifikan terhadap kemajuan terhadap sistem pendidikan nasional. Lanjutnya, PPG khususnya bagi mahasiswa pendidikan hanya berupa program untuk mengajar kedaerah terdepan, terluar dan tertinggal saja. “Jadi ini tuh masih program kadeudeuh (kasih sayang-red) kan buat yang mau ke daerah gitu kan. Belum rasional programnya itu,” ujarnya.

Kemudian Eko melanjutkan, PPG itu harus lebih terperinci lagi bila ingin mencetak guru professional, jangan setengah-setengah. Misalnya, lanjut Eko, bila guru di sekolah dasar, lalu pindah mengajar ke sekolah menengah pertama maka ia harus tunggu dulu atau ikut PPG lagi. Jadi harusnya ada pembeda antara satu dan lainnya supaya lebih professional. “Nah ini siap ngga dari LPTKnya. Pasti mereka mempunyai penyederhanaan namun logikanya seharusnya berbeda,” katanya.

Sebenarnya, untuk menjadi guru, Eko meneruskan, selain memliki ilmu secara akdemik, guru pun harus paham akan etika. Kemudian, guru jga harus benar –benar mendidik siswa bukan hanya sekedar nilai tinggi yang dihasilkan siswa tapi bagaimana siswa dapat megimplentasikan ilmu yang didapatnya. Jadi persoalannya, untuk menjadi guru maka kita harus belajar dari guru itu sendiri bukan hanya melalui teori pedagogic semata. “Menurut Linda Darling Hermen tadi itu harus belajar dari guru. Kalau mau jadi guru harus belajar dari guru gitu loh ngga cukup belajar dengan pemilik ilmu yang akademik gitu,” lanjutnya.

Namun bila ditanya PPG itu perlu atau tidak, Eko meneruskan, menurut Undang-undang itu dibilang perlu, namun bila dilihat PPG dan S1 keguruan kurikulumnya itu dapat dipadupadankan. Eko melanjutkan kalau tetap ada PPG yang menyeragamkan itu yang sebenarnya memberatkan. “Pendidikan profesi itu yang menyeragamkan itu sebenarnya yang memberatkan  loh,” tutupnya.

Comments

comments