Tertukar

104

Oleh: Nurul Nur Azizah

Perempuan.

Sementara, puisi

puisi berbunga

mendesahkan pesonamu,

ragamu elokmu

sebentuk rasa

senyap kau

pikul dalam

kau, yang meretas

peluh fajar

ke senja, hingga

tak lagi mengenali bentuk

malam sekadar

kau, yang gagal merapikan

luka

menyayat senandung

haru tak terperi

Ah, tanganmu

t’lah tertukar

kaki-kaki berlarian

tanpa henti

kakimu, melaju

roda-roda peradaban

sarimu, diperah

menyusui zaman

yang tiada

pernah kenyang

tulangmu, bercokol

tiang-tiang

kesemakmuran

kau, tulang rusuk

tertukar

tulang punggung

Tega nian, keadaan.

“Puisi ini, saya dedikasikan untuk perempuan-perempuan tangguh di luar sana. Perempuan yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya berjuang menghidupi zaman. Juga jadi tumpuan keluarga. Perempuan yang berdiri dengan kaki, tangan, kepala dan seluruh sendi tubuhnya. Tapi, perempuan tetaplah perempuan. Yang lembut dan mudah patah. Teruslah berjuang, perempuan! Generasimu akan bertumbuh lebih kuat, lagi dan lagi.”

Sukamulya, 3 Augustus 2016

Comments

comments