PHBD untuk Pemberdayaan Masyarakat
Oleh: Nurul Nur Azizah
Bumi Siliwangi, isolapos.com– “Karena ini uang rakyat, harus ada pertanggungjawaban, yakni dengan adanya pemanfaatan PHBD untuk pemberdayaan masyarakat,” ujar Agus, Perwakilan Belmawa Ristek Dikti pada agenda Workshop, Visitasi dan Evaluasi PHBD di Auditorium lantai 2 Gedung Gegeut Winda, (17/11). Menurutnya, Program Hibah Bina Desa (PHBD) kini bukan lagi sebatas untuk “wahana” penelitian mahasiswa. Namun, sudah harus bisa diimplementasikan dalam pemberdayaan masyarakat desa secara lebih nyata.
Monitoring Evaluasi (Monev) yang digelar di UPI tersebut, dihadiri oleh para kelompok mahasiswa yang didanai PHBD 2016, di antaranya ITB, STKIP Siliwangi, Universitas Islam Nusantara, Universitas Padjajaran, UPI dan STKIP Sebelas Maret. “Pada Monev ini, kami dari Dikti akan meminta feedback (pertanggungjawaban kegiatan –red) dalam pelaksanaan PHBD. Kami akan menghimpun untuk perbaikan – perbaikan ke depan,” jelasnya.
Aris Junaidi, Direktur Penjaminan Mutu Belmawa Ristekdikti, yang juga hadir sebagai penguji Monev memaparkan bahan monitoring yang harus dijelaskan para peserta. Yakni meliputi timeline kerja yang telah dilakukan, tantangan lapangan, proses pelibatan stake holder, prospek keberlanjutan program, daya serap anggaran, investasi dan mekanisme serah terima, serta solusi atas permasalahan – permasalan yang ada selama PHBD.
“Saya harap, program PHBD yang telah kalian (-red, peserta) laksanakan lebih menekankan pada potensi – potensi yang efisien yang terdapat di masyarakat dan juga nasib keberlanjutan program PHBD,” ucap Aris menekankan.
Salah satu kelompok PHBD yang berhasil didanai sebesar kurang lebih 35 juta rupiah adalah STKIP Siliwangi. Kelompok tersebut, mengembangkan industri kreatif budaya jamur tiram di kelurahan Cibeber Cimahi Selatan. “Latar belakang kami melakukan pemberdayaan ini, karena tidak ada pendampingan masyarakat, padahal masyarakat ingin maju” ungkap Ramdhan, Dosen Pembimbing PHBD STKIP Siliwangi.
Ia melanjutkan, pemberdayaan jamur di Cibeber menginovasikan jamur tiram agar bernilai jual lebih tinggi. “Saat ini, kami sedang menginovasikan jamur tiram pink dari pewarna potongan buah strowberri. Harganya meningkat, yang asalnya 14 ribu menjadi 20 ribu setelah adanya inovasi” ucap Ramdhan.