Kisah Sufi Madura: Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya
Oleh: Dzahban Jodhie
Judul: Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya
Penulis: Rusdi Mathari
Genre: Agama
Penerbit: Buku Mojok
Tebal buku: 226 halaman
Cetakan: Pertama, September 2016
“Kenapa yang harus dihormati hanya orang yang berhaji? Kenapa orang yang salat tidak dipanggil Pak Salat? Orang yang puasa dipanggil Pak Puasa? Orang yang berzakat Pak Zakat?” ? hal. 138
Berawal dari postingan berseri situs mojok.co di bulan puasa, kumpulan cerita yang tayang menjelang berbuka puasa selama dua periode puasa (2015-2016).
Sebuah desa yang ada di Madura, tinggallah seorang sufi bernama Cak Dlahom bersama Mat Piti, Pak RT, Pak Lurah, Romlah, Istri Bunali dan Sarkum
Cak Dlahom adalah seorang duda miskin dan sebatang kara yang tinggal dekatan dengan kandang kambing milik Pak Lurah. Kerap diangggap gila oleh warga desa sebab berkomentar mengenai substansi agama, nyatanya sebagian besar warga desa juga menbenarkan apa yang dikatakan Cak Dlahom.
Menghadirkan konflik sederhana dan dekat, bagaimana seseorang beragama dan menyinggung dogma agama yang selama ini menjadi kesadaran kolektif masyarakat di tengah perdebatan tentang kafir dan muslim, sedangkan Allah Yang Maha Menentukan segalanya. Tak perlu menyombongkan diri sebagai muslim yang paling taat berbekal ayat-ayat, kalau tetanggamu saja masih menderita dan saudaramu masih terlunta. Apalagi ayat-ayatnya modal potongan dari sosial media.
“Salatmu dan sebagainya adalah urusanmu dengan Allah, tapi Sarkum yang yatim dan ibunya yang kere mestinya adalah urusan kita semua.” ? hal. 116
Buku ini adalah pencerahan bagaimana islam bukan hanya tentang shalat lima waktu, membaca Al Quran, puasa, zakat dan berhaji. Tak sebatas urusan-urusan kita dengan Allah semata. Ucapan, perilaku, kasih sayang dan cara kita menghargai serta menghormati hak orang lain adalah Islam. Islam adalah indah, namun keindahan itu hanya akan terlihat jika umatnya dapat merepresentasikan Islam dalam kehidupan di dunia, bukan akhirat semata.[]