Ketua DPM Rema Mangkir Dari SU, Pembahasan Pengunduran Diri Ditunda
Oleh: Nabil Haqqillah
Bumi Siliwangi, Isolapos.com– Sidang Umum (SU) Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Republik Mahasiswa (MPM Rema) 2022 kembali dibuka pada Rabu (19/07) di Aula Masjid Al-Furqon, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Salah satu yang dibahas adalah mengenai pengunduran diri Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Rema terpilih, Rendi Rizki Sutisna.
Sidang dimulai pukul 09.00 dengan penetapan dan pembacaan sumpah presiden dan wakil presiden mahasiswa dan berlanjut dengan pembahasan pengunduran diri Ketua DPM terpilih, Rendi Rizki Sutisna. Diketahui bahwa Rendi telah mengajukan surat pengunduran diri pada bulan Juni lalu.
Namun hingga sore hari, Rendi tidak kunjung hadir untuk memberikan penjelasan. Fraksi yang hadir kemudian sepakat untuk melakukan pending hingga Senin (24/07) pukul 09.00 WIB mendatang untuk memutuskan apakah pengunduran diri Rendi akan diterima atau ditolak.
“Hasil kesepakatan forum pada sidang hari ini bahwa sidang dipending sampai dengan hari Senin (24 Juli-Red) tapi dengan syarat memang forum ini meminta fraksi untuk semuanya bisa menghadirkan Tum (ketua umum DPM–Red) Rendi,” kata Ketua MPM Rema, Lulu Husniah ketika diwawancarai Tim Isolapos selepas SU dipending.
Lulu mengatakan bahwa pihak MPM dan panitia telah menerima kepastian dari Rendi bahwa akan datang secara online. “Beliau konfirmasi ke saya bisa hadir online,” ujar Lulu. Namun ketika Lulu menanyakan alasan Rendi tidak bisa datang secara offline, Rendi tidak membalas dan bahkan tidak bisa dihubungi hingga persidangan dibuka.
Menurut Lulu, MPM juga akan melakukan diskusi dan meminta bantuan kepada Direktorat Mahasiswa (Dirmawa) untuk melakukan pemanggilan kepada Rendi jika tidak ada tanda-tanda akan hadir ke persidangan. “Pihak MPM sendiri akan berdiskusi dengan Dirmawa untuk meminta bantuan untuk pemanggilan (Rendi-Red),” jelas Lulu.
Sementara itu Fakhrizal, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM REMA) UPI Kamda Tasikmalaya yang hadir di persidangan mengatakan bahwa kasus ini harus segera ditindak tegas terlepas dari Rendi adalah berasal dari Kamda Tasikmalaya. “Ya sudah kita tindak saja setegas-tegasnya sesuai forum bagaimanapun meskipun saya dari Kamda Tasik,” ujarnya.
Menurut Fakhrizal, terpilihnya Rendi yang berasal dari Kamda, awalnya merupakan kabar baik bagi kamda. Tidak hanya bagi Kamda Tasikmalaya tetapi Kamda-kamda lainnya yang ada di UPI.
Namun Fakhrizal harus kecewa lantaran Rendi memutuskan mengundurkan diri dari Ketua DPM. “Menjadi sebuah kekecewaan bersama juga gitu ternyata ketika memang diberikan amanat dan juga kepercayaan itu tidak dijaga dan tidak dilaksanakan sepenuhnya,” jelasnya.
Fakhrizal berharap agar Rendi bisa datang ke persidangan pada Senin, (24/07) mendatang. “Ayolah kita hadir ke SU. Ketika memang anda merasa tidak sanggup atau memang ada suatu permasalahan, kita bicarakan bersama-sama dalam forum,” pungkasnya.
Tim Isolapos sendiri mencoba menghubungi Rendi untuk menanyakan alasan ia tidak datang ke persidangan. Namun hingga berita ini ditulis tidak ada jawaban dari pihak Rendi sendiri.
Tim Formatur DPM Masih Mencoba Menghubungi Rendi
“Dari formatur masih tetep ini sih ngereach dia untuk ya ayo kita ketemu dulu gitu, terlebih untuk SU ini kita masih suka ngajakin,” ujar salah satu formatur DPM yang bernama Adzkia ketika ditanya Tim Isolapos mengenai komunikasi tim formatur dengan Rendi.
Adzkia mengaku bahwa ia dan tim formatur merasa kecewa dengan Rendi karena sulit dihubungi.
“Kami sudah mencoba ini ya membuka diri udah coba komunikasi ke beliau bahkan melaporkan segala hal yang kami kerjakan,” kata Adzkia.
Menurut Adzkia, kejadian ini menghambat timeline pengumuman dan staffing anggota DPM Rema UPI 2023. “Temen-temen yang daftar tuh pada nanyain terus kita juga bingung mau mengumumkan tuh, (karena-Red) kita belum ada ketua,” jelasnya.
Mewakili tim formatur, Adzkia berharap Rendi bisa menunjukkan itikad baiknya dengan datang ke persidangan.
“Hadir untuk SU di hari Senin itu aja sih sebenarnya, benar-benar itu dan gak bisa kita toleransi lagi kalau memang dia tidak hadir di hari itu,” pungkasnya.[]
Redaktur: Wulan Nur Khofifah