Meski Dibujuk, Mahasiswa “Keukeuh” Ingin Temui Bapaknya
Ratusan mahasiswa dibawah panji Badan Eksekutif Republik Mahasiswa (BEM REMA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menunggu berjam-jam sambil meneriakkan keinginan mereka untuk bertemu langsung dan berdialog dengan rektor UPI Sunaryo Kartadinata.
Tuntutan itu dilontarkan mahasiswa ketika menggelar aksi menuntut dicabutnya peraturan ormawa dan penerapan tarif parkir, di depan kantor rektorat UPI Gedung Isola, Selasa (26/4).
Setelah hampir satu jam mahasiswa menunggu dan berorasi menuntut rektor untuk menemui mereka, rektor tidak juga bersedia menemui mahasiswa. Namun,terlihat beberapa pejabat universitas keluar lewat pintu depan gedung Isola menemui mahasiswa.
Salah satunya dekan FPMIPA, Asep Kadarohman, dia keluar gedung sambil mengajak salah satu mahasiswa untuk berbicara. “Saya kira, forum seperti ini tidak akan efektif, lebih baik perwakilan mahasiswa masuk untuk berdialog dengan kami, di dalam sudah ada PR dan PD (pembantu rektor dan pembantu dekan –red) bersedia untuk dialog,” ajak Asep kepada salah satu mahasiswa yang sedari tadi menunggu.
Namun, ajakan Asep untuk berdialog di dalam gedung ditolak, karena hal itu dianggap akan percuma seperti dialog-dialog tertutup sebelumnya yang tak berujung hasil.
“Sejak januari kami sudah melayangkan surat keberatan, audiensi bersama perwakilan universitas juga tidak menghasilkan keputusan yang sesuai dengan tuntutan, maka sekarang kami ingin rektor langsung yang bertemu dengan kami,” tandas Riki Ardianto wakil presiden Bem Rema UPI kepada Asep.
Senada Asep, begitupun Ahman, dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, ketika ditemui isolapos.com. dia mengatakan bahwa jika mahasiswa tetap bersikukuh, tidak akan menemukan jalan keluar. “Kalau tetap keukeuh, yah tidak mungkin ada titik temu, rektor tidak mau jika seperti ini,” ujar Ahman sembari meninggalkan kerumunan.
Selama aksi mahasiswa tetap sepakat untuk tidak mengirimkan perwakilan untuk bertemu rektor di dalam gedung, dan meminta untuk rektor bertemu langsung dengan mahasiswa yang sejak pagi menunggu.
“Dulu kita sudah audiensi, permintaan kita tidak juga dikabulkan, sekarang kami minta rektor selaku bapak kami untuk bersedia menemui anak-anaknya untuk berdialog dengan kami dan membatalkan kebijakan tentang peraturan Ormawa dan tarif parkir,” teriak Ali Mahfudz, Presiden Bem Rema UPI di depan peserta aksi.
Meski beberapa perwakilan universitas turun, namun mahasiswa tetap menginginkan rektor UPI langsung yang mendengar aspirasi mereka, bahkan mahasiswa sempat menganggap bahwa rektor takut untuk berdialog dengan mahasiswa.
“Kami tetap ingin bertemu bapak kami yang jarang bertemu dengan anak-anaknya (Rektor-red), kalau bapak takut, kami jamin aksi kami tidak akan anarkis, dan kami akan tetap menghormati bapak selaku orang tua kami,” kembali teriak ali melalui megaphone ketika berorasi.
Sampai aksi selesai, Rektor Sunaryo Kartadinata tetap tidak mau menemui mahasiswa untuk sekedar berdialog. [Resti Sri Cahyati]