Anhar Gonggong: Ini Tragedi Intelektual

199

Bandung, isolapos.com-

Anhar Gonggong saat diwawancara seusai menjadi pembicara dalam peluncuran buku "Dari Isola ke Bumi Siliwangi", Rabu (21/12)

 

Sejarahwan nasional, Anhar Gonggong  menyesalkan pernyataan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiwaan dan Kemitraan Universitas Pendidikan Indonesia  (UPI), Dadang Sunendar yang mengatakan jurnalis kenapa membuat buku. Anhar mengatakan hal tersebut sebagai tragedi intelektual. “Masak iya ada Profesor yang punya jabatan di lingkungan pendidikan berpendapat seperti itu, itu bagi saya gak masuk akal,” ujar Anhar saat ditemui seusai  menjadi pembicara dalam peluncuran buku “Dari Isola ke Bumi Siliwangi”, di Gedung Grha Kompas Gramedia, Rabu (21/12).

Dalam proses terbitnya buku tersebut, tim penyusun yang diketuai Rudini Sirat pernah menemui Dadang untuk mendapatkan surat izin sekaligus mengajukan dana riset dan penyusunan. “ Bukan kah UPM (Unit Pers Mahasiswa-red) itu  di bidang jurnalistik yang membuat majalah saja? ” ujar Dadang.

Menurut Anhar kegiatan menulis sangat penting dan harus difasilitasi karena menulis merupakan tanda intelektualitas. “Justru rektor dan lainnya harus mendukung mahasiswa untuk menjadi penulis-penulis yang baik,” ujar Anhar.

Staf humas UPI, Wahudin yang menghadiri peluncuran buku sebagai perwakilan UPI mengaku belum ada budaya literasi di kampus. Menurut Wahudin pernyataan Dadang tersebut disebabkan adanya politik lokal di UPI. “Ada kelompok-kelompok di dalamnya (UPI-red), yang satu sama lain tidak saling terbuka, ini harus dijembatani,” ujarnya. [Farid Maulana]

 

Comments

comments