Mahasiswa Gelar Konsolidasi Aksi Plagiarisme
“Kenapa sampai saat ini tidak ada keputusan pemecatan kepada pelaku plagiat? Padahal dampaknya sudah terasa merusak lembaga kita,” ujar salah seorang anggota Unit Kegiatan Studi Kemasyarakatan (UKSK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Aldi Febrian, saat konsolidasi aksi plagiarisme bersama para mahasiswa, Kamis (8/3).
Menurutnya, UPI harus tegas demi mengembalikan citra baik universitas. “Dampak tidak langsung dirasakan oleh semua civitas, bahkan UPI diplesetkan jadi Universitas Plagiat Indonesia, dimana muka kita?” kata Aldi.
Saat konsolidasi tersebut, mereka mengajukan 3 tuntutan, agar Senat Akademik bertanggung jawab atas tindakan plagiarisme yang terjadi, menolak moratorium yang berdampak ke seluruh dosen, dan segera menyelamatkan nama baik lembaga melalui ketegasan UPI. “Langkah kita disini berupaya untuk mengembalikan nama baik UPI yang sempat tercoreng karena ulah plagiator,” tegas Aldi.
Ia menambahkan, kasus plagiat ini berdampak pada seluruh civitas akademika UPI. “Yang terindikasi plagiat hanya tiga orang dosen, tapi yang kena imbasnya semua,” tutur Aldi saat konsolidasi.
Selain itu, menurutnya hal ini akan sangat dirasakan oleh seluruh dosen UPI. “Dampak yang terasa, dosen lainnya terdzolimi, terhambat kenaikan jabatannya,” ujar Aldi
Salah seorang anggota Gerakan Mahasiswa Bangkit, Dharyanto Tito Wardani, menambahkan kasus ini harus diperhatikan sampai benar-benar tuntas. “Kita harus mengawal isu ini hingga ada kejelasan,” ujar Tito. “Sampai saat ini pun, lembaga terkesan menutup-tutupi,” tambahnya.
Rencananya, besok pagi (9/3) mereka yang menamakan diri Gerakan Gugat Plagiat di UPI, akan menggelar aksi budaya untuk mendesak pihak universitas agar tegas menindak plagiator. “Kita juga akan melakukan penyadaran terhadap mahasiswa lainnya yang tidak peduli dan tidak tahu permasalahan yang sebenarnya,” ujar Aldi. [Nisa Rizkiah]