Terkait Plagiarisme, FPIPS Sampaikan Klarifikasi
Terkait maraknya pemberitaan kasus plagiarisme yang terjadi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Pembantu Dekan I Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Elly Malihah mengumpulkan seluruh ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan FPIPS, Rabu (7/3). Hal tersebut tidak lain untuk memberikan informasi dan klarifikasi kepada mahasiswa.
Menurutnya klarifikasi ini perlu agar mahasiswa mengetahui permasalahan yang sebenarnya. “Jadi orang bisa melihat sejauh mana plagiatnya,” ujar Elly saat ditemui isolapos.com seusai acara.
Sebagai pembantu dekan yang membidangi akademik dan kemahasiswaan, imbuh Elly, segala informasi mengenai bidangnya harus diberikan.”Ini memang sudah menjadi tugas saya. Saya sih tidak punya kepentingan apapun,” tegas Elly.
Ketiga orang calon guru besar yang terlibat dalam kasus plagiarisme ini, menurut Elly, tidak seperti yang diberitakan. Ketiganya hanya bermasalah dalam jurnal. “Kasus disertasi UNPAD yang diplagiat itu disandingkan dengan UPI jadi kan seolah-olah itu UPI. Tapi kan oleh Pak Engkus di Tempo sudah diklarifikasi itu bukan UPI,” kata Elly.
Dalam kasus yang menimpa Cecep Darmawan, Elly menambahkan, itu dikarenakan saat proses penerjemahan ke dalam Bahasa Inggris, ada kutipan yang tertinggal. “Tadinya, catatan kaki diminta oleh Pak Cecep kepada penerjemahnya supaya dibuat dalam kurung, tapi yang ini ketinggalan,” jelas Elly.
Sedangkan untuk kasus yang menimpa B Lena Nuryanti dari prodi Manajemen Bisnis, jelas Elly, berdasarkan rapat dengan Humas UPI, jurnal yang dibuat Lena berasal dari disertasi yang diringkas. Dalam ringkasan itu, daftar pustaka tertinggal. “Saat diperiksa Dikti, kutipannya yang dalam kurung ada tapi dalam daftar pustakanya tidak ada,” ujar Elly.
Sementara itu, untuk kasus yang dialami oleh calon guru besar dari Kampus Daerah (Kamda), menurut Elly, jurnal yang akan digunakan sudah tidak ada. “Dia nulis jurnal dan ketemu teman lamanya, rupanya teman lamanya sudah tidak memegang jurnal itu lagi. Jurnal itu sudah tidak ada,” ungkap Elly. Saat dicek oleh Dikti, lanjut elly, jurnal tersebut memang sudah tidak ada. “jadi dianggap jurnal abal-abal,” tambah Elly. [Nisa Rizkiah]