Mimbar Bebas RUU PT

56

Beberapa anggota BEM Rema UPI saat melakukan aksi menentang penetapan RUU PT, Jum'at (28/6) di Kampus Bumi Siliwangi

Bumi Siliwangi, isolapos.com-

“Pendidikan tanggungjawab siapa? Negara!!! Sekolah harus gratis! Kuliah harus murah! Pendidikan tanggungjawab siapa?”. Itulah yel-yel yang didendangkan selama aksi berlangsung.

Menuju pengesahan Rancangan Undang-undang Perguruan Tinggi (RUU PT), Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM Rema) Universitas Pendidikan Indonesia UPI) menggelar mimbar bebas (Kamis, 28/6). Aksi ini dimulai dari gedung PKM UPI dan berakhir di depan eks pentagon.

Aksi yang diikuti beberapa mahasiswa UPI itu merupakan aksi yang ditujukan untuk menginformasikan kepada mahasiswa UPI akan disahkannya RUU PT 14 Juli mendatang. “Harapannya sih temen-temen mahasiswa bisa mengkaji dan mengerti RUU PT itu apa,” tutur Hamdan Ardyansah, Presiden BEM Rema UPI.

Aksi ini sebagai bentuk penolakan BEM Rema UPI terhadap akan disahkannya RUU PT. Selain untuk memberitahukan kepada khalayak, mimbar bebas yang dipimpin oleh Hamdan itu juga merupakan aksi galang masa untuk aski besar 14 Juli nanti.

Hamdan menuturkan, pihaknya tetap menolak RUU PT ini. Selain itu, BEM Rema juga akan terus mencoba berkerjasama dengan aliansi peduli pendidikan, seperti EKS IKIP, dan LSM-LSM kependidikan lainnya, termasuk juga dosen-dosen yang menolak komersialisasi pendidikan. “Kita akan tetap mengawal pengesahan ini dari hari ini sampai keinginan kita dikabulkan” tegas Hamdan.

Empat tuntutan yang diajukan BEM Rema adalah penghentian pembahasan dan pembatalan RUU PT yang tidak pro rakyat, penghapusan komersialisasi, liberalisasi, dan privatisasi pendidikan, mewujudkan hak rakyat atas pendidikan tinggi tanpa diskriminasi, dan mewujudkan anggaran pendidikan 20% tanpa operasional. “Pendidikan sesuatu yang harus diperjuangkan” ujar Destriyana, Wakil Presiden BEM Rema, dalam orasinya. [Ratih Ika Wijayanti dan Melly A. P.]

Comments

comments