Berkah Moka–Ku Bagi Pedagang Atribut
Oleh: Zahra Putri Calisa
Bumi Siliwangi, Isolapos.com-Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum (Moka-Ku) merupakan kegiatan rutin tahunan bagi para mahasiswa baru untuk lebih mengenal lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Moka-Ku pada tahun ini diikuti oleh 12.896 mahasiswa baru.
Kegiatan tersebut mengharuskan mahasiswa baru membawa berbagai perlengkapan, seperti ikat kepala, dasi, nametag, sabuk, bendera hingga kertas omega untuk alas duduk, dan buku panduan Moka-Ku tersendiri.
Berbagai kebutuhan Mokaku ini ternyata bisa didapatkan dengan mudah di sepanjang jalan Gegerkalong. Para pedagang ini menyediakan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan oleh mahasiswa baru saat menjalani masa Moka-Ku, seperti pita warna-warni, ponco, kertas omega, nametag, bendera, ikat kepala, dasi, hingga ikat pinggang. Para penjual mengaku setiap tahunnya barang yang dijual akan berbeda tergantung dengan kebutuhan mahasiswa baru.
Moka-Ku ini menjadi momen tersendiri bagi para penjual untuk meraup keuntungan besar. Dennis Ramdhoni, salah satu pedagang mengaku menjual kebutuhan Moka-Ku berdampak besar baginya. “Biasanya dapat 500–1 juta (per hari-Red),” terang Dennis.
Berjualan perlengkapan Moka-Ku merupakan pilihan kerja sampingan yang cukup menjanjikan bagi mereka. “Ini sampingan, biasanya kerja di hotel. Cuma kalau lagi libur kerja atau ngambil cuti, jualan kaya gini, karena terbantu banget buat nambah-nambah biaya,” tutur Wahyu, salah satu pedagang.
Para pedagang biasanya mulai menggelar dagangannya menjelang kegiatan Moka-Ku. “Biasanya H-seminggu sebelum ini, gimana kampus ngeluarin tugas,” ujar Wahyu. Para pedagang ini biasa berjualan mulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 18.00 petang.
Pedagang mendapat informasi kegiatan dan perlengkapan melalui media sosial Moka-Ku UPI. “Tau infonya dari Instagram sama Tiktok,” ungkap Dennis. Diketahui pada laman media sosial Moka-Ku UPI, terdapat informasi berbagai perlengkapan serta kebutuhan Moka-Ku yang dapat diakses oleh siapapun.
Akmal, salah satu mahasiswa baru asal Bogor mengatakan bahwa dirinya merasa terbantu dengan adanya pedagang tersebut. “Karena di kota asal penjual tidak ada yang tahu sebutan barang-barang yang di booklet, contoh kertas omega, juga kalo bawa dari kota asal agak ribet juga,” ujarnya.
Hal yang sama dirasakan Naila, ia lebih memilih membeli perlengkapan yang sudah jadi ketimbang membuat atau mencarinya sendiri. “Karena aku pada saat itu ada kondisi yang di luar prediksi dan cukup hectic, aku gak sempet buat bikin barang-barang untuk Moka-Ku, makanya aku beli yang udah jadi,” ungkapnya.
Tidak hanya di kampus UPI ternyata para penjual ini selalu berpindah ke beberapa lokasi mengikuti jadwal kampus atau universitas yang akan mengadakan kegiatan masa orientasi kampus. Selaras dengan yang diterangkan oleh Amin, salah satu penjual atribut Moka-Ku. “Di Bandung, tapi ga di kampus ini aja, abis itu ke kampus Jawa, kemana- mana juga dikejar, bukan di Bandung aja,” ungkapnya. []
Redaktur: Amelia Wulandari