Sistem Baru Tidak Menjamin Keamanan Parkir UPI

1,215

Oleh: Aulia Rachma Febriani dan Anastasya Rezkianissa

Bumi Siliwangi, Isolapos.com– Palang parkir mulai dipasang tanggal 20 November 2018 di empat pintu masuk kendaraan UPI. Pada 21 Desember 2018 dibuat surat edaran mengenai sistem parkir berbayar yang mencakup uji coba dari tanggal 31 Desember 2018 dan mulai berlaku secara efektif pada tanggal 2 Januari 2019. Alih-alih memberikan kenyamanan, ternyata sistem parkir tersebut tidak banyak menyelesaikan masalah. Kasus pencurian atribut kendaraan masih membayangi civitas akademika UPI. Seperti peristiwa yang dialami sejumlah mahasiswa UPI beberapa waktu yang lalu.

Sendi Ferdiansyah, mahasiswa program studi PGSD Pendidikan Jasmani, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) 2017, menjadi salah satu korban pencurian atribut kendaraan. Mobil yang ia inapkan di lapangan berdebu Stadion UPI ditemukan dalam keadaan tanpa velg di bagian depannya. Peristiwa kehilangan itu terjadi pada Jumat (08/02/2019).

Saat diwawancarai Isolapos via Whatsapp, Sendi mengatakan, ia menginapkan mobilnya di kampus pada hari Kamis. Dirinya menyadari velg mobilnya hilang setelah menunaikan salat Jumat. “Saya ke kampus setelah salat Jumat dan seperti biasa saya mengecek mobil saya terlebih dahulu, ternyata mobil saya sudah tidak ber-velg lagi,” katanya. Sendi menduga si pencuri ingin mengambil semua velg di mobilnya namun tidak berhasil. “Mungkin tadinya ingin 4 karena velg belakang bautnya sudah hilang 3, sisa 1 baut yang slop (rusak -red) jadi gak bisa dibuka,” tambah Sendi.

Sendi lalu melaporkan peristiwa tersebut pada Unit Pelaksana Teknis Keamanan dan Ketertiban Kampus (UPT K3). Menurut keterangan Sendi, pihak K3 membenarkan bahwa pada Kamis malam mobil Sendi sudah dalam keadaan tidak ada velg di bagian depannya.

Peristiwa kehilangan lainnya terjadi pada Sabtu (09/02/2019). Ayi Sopandi, mahasiswa jurusan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) 2018 mengaku kehilangan helm miliknya di parkiran depan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB). Saat itu tengah diselenggarakan acara fellowship dari jurusan Ilmu Pendidikan Geografi yang berakhir hingga larut malam.

Malam hari setelah fellowship, Ayi sempat merasa khawatir akan keberadaan helmnya. Ketika sampai di parkiran, ia mendapati helmnya benar-benar hilang. Dirinya menyadari menyimpan helm di motor hingga malam hari memang rawan pencurian, terlebih helm yang ia miliki berstandar SNI. “Kirain amanlah, biasanya juga aman,” ujar Ayi ketika dihubungi oleh Isolapos. Ayi juga menceritakan, sebelumnya ia pernah kehilangan helm pada 25 agustus 2018 seusai verifikasi berkas kuliah.

Kepala Biro Sarana dan Prasarana UPI Budhi Salira mengatakan, tanggung jawab pihak kampus terhadap kehilangan yang terjadi sudah dilakukan dengan menjaga setiap kendaraan yang ada di parkiran. Selebihnya kampus akan membantu melaporkan ke pihak kepolisian apabila diperlukan. Adapun tetap terjadinya kehilangan itu karena kurangnya sumber daya dalam penjagaan. Mengenai ganti rugi, pihak kampus tidak akan bertanggung jawab. Pada dasarnya pun tidak ada peraturan rektor yang mengatakan UPI harus mengganti barang yang hilang.

Terkait dengan sistem parkir, Kepala Biro Sarpras itu mengungkapkan, masalah kehilangan bukanlah masalah parkir “Sistem parkir itu diadakan untuk mengatur parkir, masalah kehilangan bukan masalah parkir,” ungkapnya ketika diwawancarai oleh Isolapos via Whatsapp.

Ia menjelaskan, sistem parkir baru dibuat dengan maksud untuk membatasi kendaraan yang masuk. Terlebih banyak angkutan online yang sebelumnya sering keluar-masuk kampus. Perihal kehilangan atribut kendaraan, sebelum diadakan palang parkir pun kehilangan sudah banyak terjadi. “Nah, kehilangan terjadi sebetulnya dengan parkir (sistem parkir –red) ini juga kita meminimalisir, tapi karena security-nya terbatas jadi tetap ada kehilangan,” jelasnya.

Budhi juga memberi informasi, selanjutnya akan diadakan tempat penyimpanan helm di setiap lahan parkir. Hal itu akan dilaksanakan seusai menghitung anggaran yang ada. Terlebih saat ini kampus kembali menambah palang parkir untuk mengurangi antrean kendaraan. Dengan keterbatasan SDM, kampus merencanakan untuk bekerja sama dengan pihak luar guna menyediakan penitipan helm. Perkiraannya akan berbayar sebesar 500 atau 1000 rupiah perhari. Sebelum dilaksanakan, pihak kampus akan mengadakan survei terlebih dahulu.

“Nanti akan ada survei pada yang memarkirkan kendaraan apakah setuju jika ada penitipan helm berbayar. Kalau setuju kita kasih modal awal dan operasional dengan pihak ketiga, kalau tidak setuju ya sudah seperti sebelumnya,” tutupnya .[]

Redaktur: Muhammad Zaki Annasyath

Comments

comments