Dilarang Tampilkan Poster “Kampus Belum Ramah Disabilitas”, GREAT: Banner Juga Dipertanyakan Panitia Moka-Ku

286

Oleh: Irham Azmi

Bumi Siliwangi, Isolapos.comSesaat sebelum parade UKM pada Rabu (28/08) dimulai, di tengah riuh pikuk UKM yang tengah bersiap, salah satu poster yang hendak dibawa oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gender Research Student Center (GREAT) saat parade dilarang untuk dibawa oleh pihak panitia Moka-Ku 2024. Poster tersebut berisikan tulisan yang mengangkat isu bahwa kampus belum ramah disabilitas. Tak terima dengan hal itu, GREAT meminta penjelasan kepada panitia dan mencoba menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Isolapos.

Dalam pertemuan seusai kegiatan Moka-Ku, Ketua GREAT UPI, Cici, mengatakan bahwa mereka sempat didatangi oleh panitia beberapa kali. “Sempet, pertama dateng kita tuh direpresi beberapa kali, ya. Tiga kali di tempat juga sama panitia dua kali” ujar Cici ketika ditemui Isolapos.

Menurut penuturan GREAT, pada awalnya mereka mencoba membuat tulisan propaganda untuk dibawakan ketika parade UKM, di mana GREAT sendiri concern terhadap isu-isu gender dan lain-lain. Tulisan yang akan mereka buat pun menyelipkan kritik terhadap kekerasan dan mereka berniat menyimpannya di lantai dua Gedung Gymnasium agar dapat terlihat. Namun, saat mereka mencoba menyimpan tulisan tersebut, mereka didatangi oleh dosen yang bertindak sebagai divisi pengendali di kegiatan Moka-Ku. Dosen tersebut memerintahkan agar GREAT tidak menyimpan propaganda yang berbentuk tulisan tersebut diatas dan akhirnya GREAT pun turut mengiyakan perintah tersebut dan membawa propagandanya saat parade saja.

“Tadi kan kita ngepilox (tulisan yang berisi-Red) stop kekerasan, tadinya kita mau nyimpen di atas, di lantai dua. Terus tiba-tiba divisi pengendalian dateng dari dosen. Pertama ditanyain, ini ga boleh ya nanti di taro di atas, gitu. Kita akhirnya nurut, terus akhirnya bannernya kita bawa (ketika-Red) orasi parade” lanjutnya

Kemudian saat GREAT akan melakukan campaign terkait lingkungan UPI yang kurang ramah terhadap disabilitas, mereka malah dijegal. Mereka dilarang menampilkan poster tersebut ketika parade.

“Yang kedua ada propaganda kita, poster yang isinya kampus tidak ramah disabilitas. Terus tim pengendali itu datang, terus bilang ‘ini gak boleh ini!’ ya. Kita nanya dong, kenapa pak gak bolehnya? ‘ini kan bukan tempat demo, kalo mau demo nanti kita fasilitasi ke depan Taman Barretti kalo mau demo’ (ujar divisi pengendali-Red) ” cerita Rara, salah satu anggota GREAT saat diwawancara tim Isolapos. 

“seharusnya kalau gak ngerasa sih, yaudah gak usah takut.” lanjutnya. 

Bagi GREAT, yang mereka lakukan hanya membuat propaganda biasa dan mencoba mengekspresikan keresahan mereka di kampus UPI. Usaha mereka untuk mengkritisi juga berdasarkan kesadaran bahwa kebebasan berpendapat itu tidak dilarang dan jangan ada yang melarang, dimana pun dan kapan pun. Namun, sayangnya panitia Moka-Ku tidak memiliki kesadaran yang sama.

“Tapi kan kenyataannya gitu, kita mengkritisi karena UKM kita UKM kritik gitu. Ya, tapi jangan sekarang kritiknya (ujar panitia-Red)” ucap Cici.

Rara, yang juga hadir ketika pelarangan terjadi, mengatakan bahwa panitia tidak mampu memberikan penjelasan yang rasional ketika ditanya alasan melakukan pelarangan. Seperti saat mereka mencoba untuk membentangkan banner yang berisi propaganda agar para korban kekerasan seksual tidak diam dan harus melawan, mereka malah diingatkan untuk tidak memberikan banner campaign yang dianggap ambigu.

“Terus ada banner yang tulisannya “Jangan diam, lawan!” yang konteksnya untuk kekerasan seksual, mereka bilang jangan bikin propaganda yang ambigu, terus kita bilang ambigu yang kalian maksud tuh kaya gimana? tapi mereka gak bisa jawab yang rasional,” ucap Rara saat dimintai keterangan oleh Isolapos. 

Cici merasa bahwa tindakan panitia adalah bentuk represifitas terhadap apa yang GREAT lakukan. Cici juga menjelaskan bahwa apa yang dilakukan GREAT itu berdasarkan apa yang telah mereka riset di lapangan. 

“Jelas kita merasa direpresi, seharusnya kalau gak ngerasa sih, yaudah gak usah takut. Sangat disayangkan sekali, kami dari GREAT bahwa yang kami bawa ini sesuai data sesuai fakta yang ada di lapangan dan kenapa gak diperbolehkan” pungkas Cici. 

Redaksi Isolapos mencoba meminta konfirmasi dan tanggapan kepada ketua pelaksana Moka-Ku terkait adanya represifitas yang dilakukan oleh panitia Moka-Ku terhadap GREAT melalui pesan yang dikirimkan melalui Whatsapp. Namun, sampai berita ini ditulis, pihak yang bersangkutan tidak menjawab pesan yang kami sampaikan.

Redaktur: Harven Kawatu

Comments

comments