Keputusan Program Kesehatan Gratis Belum Final
Bumi Siliwangi, isolapos.com-
Print out satu lembar yang berisi program 10 pelayanan “istimewa” mahasiswa baru yang dibuat Kepala Poliklinik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Ambar Sulianti, belum tersampaikan dalam rapat. Tadinya program itu akan dibicarakan pada 25 Februari 2010 sekitar pkl.13.00 saat rapat dengan jajaran universitas dan fakultas yang mengurusi akademik dan kemahsiswaan. Namun, program itu belum tersampaikan karena Ambar mengalami percobaan pembunuhan oleh orang yang tak dikenal di parkiran selatan gedung University Center, sebelum rapat dimulai.
Program kesehatan gratis itu baru dibicarakan satu kali pada awal Februari 2010. “Pada rapat pertama itu hanya membicarakan prinsipilnya saja,” ujar Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Dadang Sudana. Dadang mengatakan, para peserta yang rapat kala itu sangat menyetujui program tersebut. “Di Universitas lain sudah ada program semacam itu, sedangkan di UPI kan masih memungut secara langsung kepada mahasiswa yang ingin berobat,” tambahnya.
Rencananya, mahasiswa baru akan dipungut saat registrasi untuk biaya kesehatan Rp 100 ribu. “Dari dana itu bisa dikelola Poliklinik dengan menggunakan sistem subsidi silang,” kata Ambar. Sebelumnya Ambar sudah mengirimkan surat berkaitan dengan program itu kepada Rektor UPI tertanggal 12 Februari. “Mungkin Rektor akan menanggapi disetujui atau tidaknya pada rapat yang akan digelar 25 Februari itu,” kata Ambar.
Program yang diusulkan Ambar dalam surat kepada Rektor UPI yaitu, pertama Seluruh mahasiswa UPI, baik yang baru maupun yang lama, akan mendapatkan pelayanan pengobatan secara gratis di Poliklinik UPI. Kedua, dana pengelolaan kesehatan diperoleh dari iuran kesehatan mahasiswa UPI per tahun dengan mekanisme pengelolaan subsidi silang.
Ketiga, seluruh dana kesehatan tersebut dikelola oleh Poliklinik UPI atas sepengetahuan dan seizin pimpinana UPI secara transparan dan akuntabel. Keempat, seluruh mahasiswa baru akan mendapatkan kartu kesehatan mahasiswa sebagai tanda untuk memperoleh fasilitas bantuan rawat inap di rumah sakit, kecelakaan dan santunan meninggal.
“Prorgam tersebut belum final dan belum dipastikan kapan rapat akan dilaksanakan lagi,” kata Direktur Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UPI, Cecep Darmawan. [Rudini]