Sesuaikan Pendidikan dengan Potensi Anak
Oleh Mella A.
Bumi siliwangi, Isolapos.com–
“Pendidikan itu harus disesuaikan dengan potensi si anak, bakat si anak, keinginan si anak,” ungkap Johan Riadi dari pendidikan alternatif Bumi Matahari saat ditemui oleh redaksi isolapos.com setelah acara Bincang Isola yang diselenggarakan oleh Unit Pers Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, Jumat (29/04) di Teater Terbuka Museum Pendidikan Nasional UPI.
Dia mengatakan bahwa seharusnya pendidikan tidak boleh ada kurikulum karena kurikulum itu hanya menyamaratakan kemampuan setiap anak yang pada dasarnya kemampuan setiap anak berbeda-beda. “Kurikulum adalah sebuah sistem dan tidak ada satupun sistem di dunia ini yang bisa mengakomodasi variasi manusia yang begitu beragam,” ujarnya.
Pendidikan di Indonesia tidak relevan, orang-orang paling kaya, terkenal, dan sukses yang ada di Indonesia bukan karena pendidikan. kesuksesan itu tidak terkait apapun dengan pendidikan. Karena realitasnya di dunia kemungkinan kecil kita bisa jadi sesuai dengan jurusan yang diinginkan.
Dia menjelaskan, dulu di Indonesia pernah ada kuis yang berjudul are you smarter than a 5th grader (apakah anda lebih pintar dari seorang kelas 5 SD). Yang mengikuti acara itu adalah para selebritis, atlet, orang sukses, dsb. Namun, kebanyakan dari mereka tidak bisa mengalahkan anak SD dalam hal teori. “Konklusi saya adalah konklusi yang dibalik kalau mereka bisa sukses tanpa SD tanpa mengetahui pelajaran-pelajaran SD lalu ngapain pelajaran-pelajaran SD diajarkan,” imbuhnya.
Dia lebih lanjut menjelaskan di negara maju spesifikasi, spesialisasi, dan kualifikasi itu sangat penting dalam hal pendidikan. Seorang anak tidak bisa dipaksakan untuk belajar hal yang tidak mereka sukai karena akan membuat mereka tidak menikmati. Lalu hal tersebut akan berimbas kepada rasa ketidak bahagiaan yang dirasakan oleh si anak.
“Menikmati hidupnya adalah ketika potensi, minat, bakat yang diberikan oleh Tuhan untuk dia diaktualisasikan,” katanya.
Johan berharap bahwa pendidikan di Indonesia itu diarahkan untuk menjadi individu yang akan menjadi unit dari sautu sistem besar sistem kemanusian. “Jadi pendidikan itu bebas sesuai dengan keinginan si anak tidak mematahkan bakatnya,” pungkasnya.[]