Menyambangi Pegulat Malam

126

Oleh: Nurul Nur Azizah

“Berbagi takkan memiskinkanmu, namun justru akan membangunkan singgasana kebahagiaan di hatimu!” -Garis Tawa-

Bandung, isolapos.com Malam itu, suasana riuh terekam sahut menyahut di sekitar alun-alun Kota Bandung. Teriakan para ibu yang memanggil anaknya, gurauan para anak muda, atau sesekali terdengar gelak tawa keluarga saling beradu tanding menciptakan simponi malam yang syahdu.

Bersamaan dengan mereka; di tengah keramaian, 17 pemuda yang menamakan diri sebagai relawan Garis Tawa berkumpul mulai dari mahasiswa sampai pekerja dengan ragam profesi. Namun, tujuan mereka tetap seragam: membantu sesama, berbagi dan menebar kebahagiaan dengan kerelaan hati.

Serupa dengan tujuannya, Garis Tawa merupakan sebuah komunitas sosial yang menjadi jembatan sekaligus penggerak aksi sosial berbagi untuk orang yang membutuhkan. Komunitas yang diinisiasi oleh delapan mahasiswa Ilmu Komunikasi UPI ini, menggelar gerakan sosial yang salah satunya bernama Berbagi Bersamamu (Bagimu).

Menyasar para tunawisma, pengemis, pemulung, tukang becak, pedagang kecil dan lainnya; Garis Tawa membagikan sandang dan pangan diantaranya pakaian layak, menu makan malam, buah-buahan dan susu. Sumbangan tersebut berasal dari donator yang turut bekerja sama dengan Garis Tawa seperti Rumah Amal Salman ITB dan sumbangan pribadi.

Setidaknya terdapat sekitar 100 paket makanan dan beberapa paket pakaian yang dibagikan menyusuri jalan Braga dan Tegal Lega. Dimana area tersebut yang kerap kali menjadi tempat melepas lelah dan lelap bagi mereka yang tak memiliki rumah atau menjemput rejeki hingga larut malam.

Bermodalkan remang lampu jalan dan kardus bekas, mereka mencoba “memenangkan” pergulatan dengan dinginnya malam. Sesekali, mereka tertangkap mata sedang merapatkan kuat-kuat selembar kain pakaian. Sebuah pemandangan yang menyesakkan pula, jika mengetahui bahwa mereka ingin segera terlelap agar kuat menahan perihnya rasa lapar. Hal itu menjadi sebuah pelecut semangat bagi Garis Tawa untuk terus memberi semangat dan berbagi kepada para pegulat malam.

Perjalanan relawan dilakukan selama dua jam, dari pukul delapan hingga sepuluh malam. Perjalanan tersebut, memberikan manfaat dan kebahagiaan tersendiri seperti yang dirasakan oleh Nur Azizah, mahasiswa lulusan ITB. “Pokoknya, bagiku kegiatan ini keren banget. Bisa jadi ajang nge-charge diri, berasa mengembalikan semangat dan buat hati bahagia,” katanya usai kegiatan di Taman Sejarah, Rabu (30/8).

Kegiatan sosial ini juga mengajarkan untuk berempati kepada sesama dan selalu bersyukur dengan keadaan apapun. Begitulah yang dikatakan Fikar, salah satu relawan yang turut bergabung pada malam itu. “Walaupun bukan yang pertama (mengikuti kegiatan sosial, –red), tapi selalu bisa belajar dari target-target yang saya temui. Belajar untuk pintar bersyukur, memupuk empati, belajar menebar bahagia melalui hal-hal kecil,” tuturnya.[]

Redaktur: Prita K. Pribadi

Comments

comments