Prodi Keperawatan Sudah Siap Dibuka
Bumi Siliwangi, isolapos.com-
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) akan membuka Program Studi Keperawatan dengan konsentrasi Gerentologi pada tahun ajaran 2010-2011. Pembukan prodi ini merupakan kerja sama pihak UPI dengan Kensyokai Social Welfare Corporation, salah satu panti jompo di Jepang, setelah kedua belah pihak menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada 8 September 2009. ”Ini bukan kali pertama, tahun 2008 kita telah mengirim 208 perawat dan tahun 2009 sebanyak 361 perawat ke Jepang,” tutur Aep Saepul Bahri, seorang Tim Perumus prodi tersebut dalam workshop mengenai prodi itu, di Auditorium Fakultas Pendidikan Olahraga dan Keperawatan (FPOK) UPI, Kamis (11/02).
Workshop ini dihadiri para dosen undangan yang diproyeksikan menjadi tenaga dosen pada Prodi Keperawatan.
Aep mengungkapkan, diperkirakan dari tahun 2004-2015, Jepang kekurangan tenaga perawat lanjut usia (lansia) 600 ribu orang. Panti jompo yang ada di Jepang berjumlah 13 ribu. “Itu baru yang tercatat, belum lagi yang tidak tercatat,” kata Aep.
Perawat di Indonesia sendiri, umumnya terdiri dari lulusan Sekolah Pendidikan Keperawatan (SPK) 60%, D3 (39%), dan S1 (1%). Mereka adalah lulusan keperawatan umum yang hanya memiliki kompetensi medis dan psikologis. ”Selain kompetensi medis dan psikologis, lulusan kita diharapkan memiliki kompetensi pedagogis,” ujar Lucky Angka Widjayaroring, salah seorang anggota Tim Perumus Kurikulum.
Lucky menerangkan, jumlah SKS yang dirumuskan Tim TPK terdiri 120 SKS. “96 SKS matakuliah wajib, 24 SKS mata kuliah institusional,” terangnya. Akan tetapi, Nurlan Kusnedi, salah seorang dosen di FPOK, tidak melihat proporsi yang sesuai dengan konsentrasi lansia. “Disini ada keperawatan anak, kenapa tidak diganti saja dengan keperawatan lansia,” tanyanya.
Masalahnya, jawab Lucky, kita terbentur dengan standar kompetensi perawat yang tertera dalam Undang-Undang Sistem Penddikan Nasional tentang keperawatan. “Jadi, kita hanya bisa menyiasatinya lewat mata kuliah institusional,” ujar Lucky.
Sudianti, salah seorang peserta menanyakan, jika mereka dikirim ke Jepang, lantas bagaimana nasib mereka jika mereka pulang ke tanah air. Dia juga menanyakan mengenai peralatan yang dibutuhkan untuk praktik mahasiswa karena peralatan di Jepang tentu berbeda.
Menurut Ronald Daniel Ray, Sekretaris Tim Perumus Kurikulum, meskipun lulusan prodi ini lebih dikhususkan untuk menjadi perawat lansia, mereka juga dibekali keperawatan umum. ”Jadi setelah mereka pulang, mereka juga bisa bekerja di sini (Indonesia-red) sebagai perawat biasa,” jawabnya.
Untuk mengantisipasi fasilitas, rencananya prodi keperawatan ini akan ditempatkan di kampus UPI daerah Cicaheum. Gedungnya pun akan direnovasi. Disana juga akan disediakan beberapa fasilitas yang menunjang prodi tersebut. ”Oleh karena itu, kami meminta masukan fasilitas apa yang akan disediakan,” pinta Purno sebagai Kepala Biro Aset dan Fasilitas UPI.
Purno menjelaskan pagu untuk perbaikan gedung di kampus UPI Cicaheum Rp 2 milyar. “Tentu ini belum cukup, jadi harus ada prioritas, mana yang akan didahulukan, sisanya menyusul,” tuturnya. Proyek ini, lanjut Purno, diperkirakan akan selesai Oktober 2010 termasuk tiga bulan untuk perencanaan. [Nurjaman]