Mahasiswa Berdemo, Minta Bertemu Rektor
Bumi Siliwangi, isolapos.com–
Mahasiswa kembali berdemonstrasi dan menuntut rector untuk menemui mereka. Hal ini dilakukan karena selama ini setiap audensi tidak menghasilkan apa-apa dan tidak merubah apa-apa. “Sekarang kami ingin mengundang bapak rektor langsung untuk mendengar suara rakyatnya,” tandas Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM Rema) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Ali Mahfudz, di depan Gedung Isola UPI, Selasa (26/04).
Dalam aksi itu pula, Ali meneriakkan sindiran kepada rektor untuk menemui dan berdialog dengan mahasiswa. “Pak Rektor, kangen nih, kita ingin bertemu bapak, dari kita masuk UPI belum pernah kita bertemu dengan bapa, Pa Rektor Sunaryo Kartadinata tolong keluar dong,” teriak Ali.
Saat tiba waktu shalat dzuhur, mahasiswa mengumandangkan adzan di depan pintu gedung rektorat yang dijaga ketat oleh satpam. Mereka meneriakan agar Sunaryo turun untuk sholat berjamaah bersama mereka. “Pak Rektor turun dong, ayo kita sholat berjamaah, agar lebih dekat pemimpin dengan rakyat,” teriak mahasiswa,
Tak lama kemudian, Direktur Direktorat Kemahasiswaan, Cecep Darmawan, datang untuk berbicara pada mahasiswa, namun mahasiswa tidak memberi kesempatan bagi Cecep untuk berbicara dan hanya menginginkan Rektor langsung yang menemui mereka.
“Bukan, bukan, bukan dirmawa, bukan dirmawa, tapi rektornya,” teriak nyanyian masa tidak memberi Cecep kesempatan. Cecep pun kembali masuk ke dalam gedung dan memanggil Ali serta Aldi ketua Himpunan Jurusan Bahasa Indonesia untuk bernegosiasi.
Dalam negosiasi tersebut, Cecep menawarkan untuk hanya perwakilan saja yang bertemu rektor. “Kalau kalian siap bertemu pak Rektor dengan perwakilan 10 orang, sekarang juga saya telfon pak Rektor,” kata Cecep menawarkan.
Namun, Ali tidak mau menuruti perkatan Cecep karena dia menginginkan untuk Rektor turun langsung menemui semua mahasiswa. “Kita tidak mau bertemu hanya dengan perwakilan saja, kami menginkan agar rektor turun langsung menemui kami biar tidak ada dusta diantara kita,” tandas Ali.
Setelah lama menunggu, kemudian Pembantu Rektor Bidang Keuangan Sumber Daya dan Usaha, Idrus Afandi, menemui para mahasiwa dan bermaksud untuk bicara, namun mahasiswa tetap menolaknya.“Kami tidak butuh Pembantu, melainkan kami butuh Rektor yang turun,” teriak mahasiswa.
Berjam-jam mereka menunggu, namun rektor tak kunjung datang, lalu muncul isu bahwa rektor sudah pergi lewat pintu belakang Gedung Isola. Mendengar isu tersebut, Ketua Himpunan Jurusan Geografi, Faiz, mengatakan bahwa meski rektor tidak mau turun, namun aksi ini tidak sia-sia. “Justru ini membuktikan bahwa kita adalah mahasiwa yang dipertimbangkan kapasitasnya sehingga rektor pun terbirit- birit mendengar teriakan kita,” Ujar Faiz. [Rifqi Nurul Aslami]