Buku Terbit Tanpa Dukungan UPI

196

Najip H.S Parino (kiri), Prof.Santoso Hamidjojo (tengah) dan Agus R Sardjono, saat diskusi "Napak Tilas Sejarah Pendidikan di Indonesia", Rabu (22/12) di Grha Kompas Gramedia Bandung.

Bandung, isolapos.com-

Kendati tidak mendapatkan dukungan dari pihak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), buku “Dari Isola ke Bumi Siliwangi” mendapatkan apresiasi dari para guru besar seperti Prof. Anhar Gonggong, Prof.Santoso Hamidjodo dan Prof.Ismaun yang hadir dalam Acara Peluncuran Buku “Dari Isola ke Bumi Siliwangi” dan Diskusi Publik “Napak Tilas Sejarah Pendidikan di Indonesia” di Grha Kompas Gramedia Bandung, 

Rabu (21/12)

 

.

Anhar begitu tertarik karena buku ini bisa menyajikan secara utuh bagaimana dinamika pembangunan pendidikan di negeri ini dengan bahasa yang lancar dan tulisan yang bagus. “Saya pun mungkin belum tentu bisa menulis buku sebagus ini,” kata Anhar.

Bahkan setelah acara selesai, Anhar meminta izin pada Rudini Sirat sebagai ketua tim penulis buku untuk menjadikan bukunya sebagai referensi dalam membuat jurnal.

Dalam proses pembuatan buku “Dari Isola ke Bumi Siliwangi” ini, Rudini dan tim penulis buku beberapa kali mengajukan permintaan restu, permohonan dana penerbitan, serta revisi kepada Rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan, Dadang Sunendar.

Namun, usaha tersebut kerap kali mendapat penolakan. “Kalau UPM membuat buku, bagaimana dengan UKM-UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa-red) lain, nanti ikut-ikutan bikin buku lagi, kalau mau bikin buku silahkan saja, tidak perlu disampaikan kepada kami,” ujar Dadang ketika UPM meminta izin.

Tidak didukungnya penulisan buku ini, mengundang tanggapan dari Mantan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) dan asisten Dekan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Bandung Sadarjoen, Santoso Hamidjojo.

“Saya sangat aneh dengan sikap guru besar ini, padahal dia bergelar Profesor Doktor, tapi kok nggak mendukung muridnya? Aya-aya wae, tolong disampaikan ya, ini kritik dari orang tua,” ucap Santoso yang ditujukan pada perwakilan UPI yang hadir saat acara Peluncuran Buku.

Sastrawan dan alumni Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung, Agus R Sardjono pun menyayangkan sikap Dadang yang dinilai kurang memperhatikan potensi mahasiswanya. Agus berpendapat bahwa apa yang dilakukan oleh Rudini dan kawan-kawan merupakan hal yang mengharumkan kampus UPI. “Dimana-mana juga hebatnya Universitas bukanlah dinilai dari gedung-gedung yang bagus, namun dari karya tulisnya,” ujar Agus.

Staff Hubungan Masyarakat UPI, Wahyudin yang hadir sebagai perwakilan UPI  menyatakan apresiasinya atas peluncuran buku “Dari Isola ke Bumi Siliwang”, dia mengklarifikasi bahwa sulitnya perizinan dikarenakan kurangnya komunikasi saja.

Kendati demikian, dia mengiyakan budaya menulis di UPI sangat kurang.“Kenapa Menteri Pendidikan tidak pernah berasal dari lulusan sarjana Pendidikan atau dari UPI sendiri? Karena UPI tidak punya budaya menulis, maka saya pribadi sangat mendukung dengan peluncuran buku ini” jelas Wahyudin. [Melly A Puspita]

 

Comments

comments