Di Ujung Jalan

42

Ketika merpati tak kunjung berpesan

Kugoreskan tinta pada sepucuk dahan

Dan kuhempaskan bersama angin malam

Suatu pertanda kerinduan yang teramat dalam

 

Jarum jam terus berputar tanpa henti

Mencari bilangan yang entah dimana bersembunyi

Begitulah gambaran diriku kini

Mencari kawan tanpa jejak langkah kaki

 

Usang kubersandar pada redup cahaya malam

Perlahan petir mulai terdengar, menggelegar

Hujan pun menerjang tubuhku yang mulai layu

Dengan jarum-jarum bening air yang menggumpal

Kini, angin berlarian menerobos kulit menembus tulang

Namun aku masih mendekap penantianmu kawan

Di sini bersama hujan, angin dan udara dingin malam

Ketahuilah aku menunggumu di ujung jalan

 

 

Penulis

Ridwan Hasyim, Mahasiswa jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Anggota Unit Pers dan Penerbitan, Himpunan Mahasiswa Civics Hukum PKn, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial – Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

 

Comments

comments