Malapetaka Everest 1996
Produksi : Tim Bevan, Eric Fellner, Nicky Kentish Barnes, Tyler Thompson, Brian Oliver
Penulis naskah : William Nicholson, dan Simon Beaufoy
Pemeran : Jason Clarke, Josh Brolin, John Hawkes, Robin Wright, Emily Watson, Keira Knightley, Sam Worthington, Jake Gyllenhaal
Penata Musik :Dario Marianelli
Cimatography : Salvatore Totino
Editor : Mick Audsley
Produksi : Cross Creek Pictures, Walden Media, dan Working TitleFIlms
Pendistribusi : Universal Studio
Tayang : 18 September 2015
Durasi Tayang : 121 menit
Ekspedisi Seven Summits dunia seolah menjadi ambisi tertinggi bagi pendaki di belahan dunia manapun. Begitu pula yang dirasakan pendaki professional ala film karya Baltasar Kormakur ini. Film ini menceritakan sekelompok pendaki dari seluruh dunia yang berkumpul untuk menaklukan gunung dengan puncak tertinggi dunia. Ya, Gunung Everest.
Tepat pada 30 Maret 1996 lalu, seluruh tim berkumpul di Kathmandu, untuk diberi arahan tentang perjalanan mereka. rencananya, mereka akan sampai di puncak Gunung Everets tanggal 10 Mei 1996. Sebelum itu, mereka akan mengikuti pelatihan selama 40 hari di Camp awal pendakian supaya setiap orang beradaptasi dengan kondisi Gunung Everest saat itu. “Everest adalah tempat paling berbahaya di dunia,” ujar sang pemandu tim, Rob Hall (Jason Clarke) mengingatkan. Pendaki professional asal Selandia Baru itu perlu memastikan keamanan timnya.
Kelompok yang dipandu Rob diantaranya, Andy Harris (Martin Henderson), Yasuko Namba (Naoko Mori), Beck Weathers (Josh Brolin), Doug Hansen (John Hawkes), dan Jon Krakauer (Michael Kelly).
Tepat pada pukul 13.14, Rob berhasil tiba di ketinggian 8.848 meter itu. Namun, sebagian anggota mengalami masalah di perjalanan, diantaranya, Doug Hansen (Jhon Hawkes). Stamina Doug menurun sejak tim meninggalkan camp terakhir. Selain itu, persediaan oksigennya kian menipis. beberapa kali Rob mengingatkan agar Doug mengurungkan tekadnya, namun, Doug tak mau menyerah. “Ini tahun terakhirku untuk mendaki, dan pendakian ketigaku ke Everest dengan hasil belum pernah sampai puncak, untuk itu izinkan aku untuk sampai puncak,” ucap Doug kepada Rob. Rob pun mengabulkan permintaan Doug dan bersedia untuk menemaninya.
Saat perjalanan turun, badai besar dengan awan hitam pekat datang. Bencana ini merenggut nyawa satu persatu pendaki yang ada. Korban pertama dari tragedi itu ialah Doug. Saat turun, ia lemas karena kehabisan oksigen. Angin besar menghantamnya hingga ia terjatuh dari tebing Everest. Lalu, Yasuko Namba (Naoko Mori), satu-satunya pendaki wanita, ia pun meninggal karena tertimpa pendaki lain setelah adanya badai. Korban lainnya, Scott Fischer (Jake Gyllenhaal) juga meninggal karena kelelahan. Sebelumnya, Scott harus bulak-balik mengantarkan pendaki yang sakit untuk kembali ke base camp. Hingga korban terakhir sang tokoh utama Rob, ia meninggal karena kehabisan oksigen.
Film berdurasi 121 menit ini diangkat berdasarkan kisah nyata tragedi yang dialami Rob dan kawan-kawan pada buku Into Thin Air : A Personal Account Of the Mt. Everest Disaster karya Jhon Krakuer dan Left for Dead karya Beck Weathers. Jhon Krakuer dan Beck Weathers ini merupakan dua pendaki yang selamat pada tragedi 19 tahun silam itu. Dalam catatan perjalanannya, Jhon menceritakan pendaki tewas berjumlah 12 orang, termasuk Doug dan Rob. “Pendakian Everest adalah kesalahan terbesar yang pernah terjadi dalam hidup saya,” Kata Jhon, dikutip Huffing ton Post pada Majalah Tempo Edisi 21-27 September 2015.
Film karya Baltasar Kormakur ini mengambil tokoh Rob (Jason Clarke) sebagai tokoh sentralnya. Ia memerankan karakter pemandu yang tegas. Salah satunya, ketika seorang pendaki sakit, Rob memintanya untuk tidak memaksakan diri. Diadegan lain, sikap tegas diperlihatkan Rob saat memimpin timnya untuk mengikuti peraturan yang disepakati sejak awal perjalanan. Walaupun begitu, Rob memiliki rasa empati yang tinggi kepada anggota tim. Kendati harus berjibaku, ia bersedia membantu tim lain yang terjebak di tebing. Sikap humanisnya juga membangkitkan semangat tim untuk terus berjuang sampai di puncak. Ia pun tak segan memberikan pujian ketika pendaki satu per satu sampai di puncak everest.
Film ini berisi informasi yang menarik tentang bagaimana gunung Everest dibentuk dan terus berkembang dengan kondisi alam. Lalu, Dengan ketinggian yang menjulang tentu saja menantang kemampuan fisik dan mental para pendakinya. Mengutip salah satu ucapan Rob pada salah satu dialog, “Ada persaingan antara seorang pendaki dengan gunung yang didakinya, namun dengan kegagahannya gunung selalu punya cara untuk menang,”. Sebuah tragedi yang patut diapresiasi. [Restu Puteri Sujiwo]