Dana UPI Belum Stabil, Pengadaan Fasilitas Keamanan Tertunda
Oleh: Prita K. Pribadi
Bumi Siliwangi, isolapos.com–
Pengadaan fasilitas keamanan kampus menjadi perhatian penting bagi warga UPI, pasalnya pengadaan tersebut belum dapat terpenuhi tahun ini oleh pihak UPI. Hal itu diungkapkan Syaripudin, Staf Operasional Keamanan Bagian Pengawas Unit Pelaksana Teknis Keamanan dan Ketertiban Kampus (UPT K3) saat ditemui oleh isolapos.com di ruang tamu K3, Selasa (14/6). “Untuk saat ini belum ada fasilitas keamanan baru. Ya mungkin sejauh ini hanya CCTV dan rambu-rambu untuk dilalui di kampus.”
Kebutuhan CCTV yang tersedia saat ini pun masih ada kerusakan. Tidak hanya itu, kebutuhan yang lain seperti CCTV jalan, lampu jalan, komputer pendeteksi untuk keamanan pemarkiran sampai ke kebutuhan pribadi masih belum terealisasi.
“Mungkin kesulitan dari pihak universitas. Yang jelas dari kita menyampaikan keadaan yang sebenarnya di lapangan, tapi sampai saat ini belum ada realisasinya. Walaupun begitu, kita tetap memanfaatkan sarana yang telah diberikan,” jelas Syaripudin.
Beni Yusmal Ketua Bidang Operasional dan Inventaris dari Biro Aset dan Fasilitas yang ditemui oleh isolapos.com di Gedung Biro Administrasi Akademis Kemahasiswaan (BAAK), Kamis (16/6). Ia mengatakan, tahun ini diadakan efisiensi Rancangan Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) oleh pihak Perencanaan dan Pengembangan (Renbang) sehingga kebutuhan ada yang ditunda. “Tadinya sudah diadakan jadi gak ada, jadi dibintangilah istilahnya.”
Beni juga mengaku tidak mengetahui sepenuhnya mengenai efisiensi RKAT karena hal tersebut menjadi urusan Renbang. “Keuangan belum stabil. Pemasukan UPI belum masuk jadi belum yakin untuk dilaksanakan. Kalau sudah stabil dananya insyaallah diadakan.”
Ia mengungkapkan, fasilitas keamanan secara keseluruhan sudah dapat dikatakan baik walaupun masih ada beberapa yang perlu diperbaiki atau diadakan. Diantaranya CCTV dan penerangan untuk titik tempat yang gelap. “CCTV sistemnya belum merujuk ke security tapi ya saya juga setuju, mungkin nanti dirancang.”
“Ya bagusnya ada CCTV di tempat parkir dan di depan, ada lampu di tempat gelap. Tapi rambu-rambu sudah cukup banyak tinggal merawatnya saja. Paling telekomunikasi, Handy Talkie (HT) saja. HT sebetulnya sudah punya, cuma dari security-nya kurang mengoptimalkan,” lanjut Beni.
Ia juga menilai, terjadi penurunan kualitas keamanan saat ini. “Harapan saya ya mungkin disiplin, anggota belum menjiwai menjadi seorang security, kurang sigap terhadap kebutuhan dan tanggap lingkungan. Ada penurunan kualitas. Dulu kan Pak Idrus lebih strength,” pungkas Beni.
Walaupun begitu, keduanya mengharapkan bahwa keamanan tidak hanya milik petugas keamanan. Melainkan milik bersama terutama warga UPI. “Jangan merasa aman melihat orang lain aman. Keamanan sama-sama kita bangun,” tutur petugas keamanan itu.
Sementara ini, keamanan yang masih rawan dan belum bisa diatasi ada pada wilayah parkir. “Sekarang sasaran utamanya di parkiran terutama kehilangan helm yang paling sulit untuk dideteksi. Kita pantau sampai tertangkap si pelakunya. Tapi ya besoknya ada lagi, karena kampus banyak celah semacam gang kecil. Itu yang jadi kesulitan,” kata Syaripudin.
Ditambah akhir-akhir ini warga UPI dikejutkan dengan pemberitaan pelecehan di gang kecil, wilayah gedung FPMIPA. Salah satu petugas keamanan ini mengaku sudah menemukan pelakunya, tetapi sulit untuk ditindaklanjuti karena korban tidak melapor. ”Ada yang melapor tapi bukan korbannya jadi kesulitan juga untuk menyelidiki kasus tersebut.”
Ia meneruskan, pelaku memang tidak waras dan seringkali memeluk perempuan di depan gang FPMIPA, mahasiswa dijadikan korbannya. “Susah untuk ditanya karena tidak warasnya pelaku. Tapi kira-kira umur 60-an, agak tinggi, rambutnya panjang tapi acak-acakan, compang-camping, dan warna pakaian sudah tidak jelas karena kotor.”[]
Redaktur: Nurul Yunita