Ironi Mahasiswa
Oleh: Reza A. Pratama
Mahasiswa adalah subjek eksperimen barangkali?
Dilempar kesana-sini bagai bola
Diombang-ambing bagai ikan cupang di laut lepas
Hahaha,
Mana berdaya mereka
Perkara hak dan kewajiban sudah tiada kentara
Diobrak-abrik dengan dalih “Kalian disini belajar sama saya, ya. Turuti apa kata saya.”
Hmmm,
Betapa nasib mereka termaktub dalam IPK
Saya tidak tuduh beberapa pihak tapi menuding ke sesama saya saja
Tentu bukan tanpa maksud kalau si “saya” akhirnya terjebak dalam sistem ini
Buat kualifikasi kerja? Ngebahagiain orang tua? Ataupun sebagai modal utama pamer ke camer?
Hahaha!
Berbagai itikad dan maksud bercampur disini
Yang disengaja maupun dipaksa untuk sengaja
Ada yang peduli setan, ada yang pragmatis
Tapi semua perlu dilindungi bukan?
Nilai tidak hanya mengacu pada kognisi dan keberuntungan saja kan?
Tapi pada sang pembuat nilai juga!
Komprehensifkah atau akuntibelkah?
Itu yang saya pertanyakan!
Maka apa parameternya? Subjektivitas atau objektivitas?
Anekdot lawas bilang, “Di Indonesia perlu jilat menjilat untuk apa yang kita mau.”
Hahaha,
Lucu memang, apakah menjilat beneran atau ada konotasi lain?
Ya, seperti yang dibilang tadi bahwa saya layaknya cupang yang diombang-ambing
Hak saya? Belum jelas
Kewajiban saya? Ya, meniti nasib cari-cari nilai itu
Nilai yang tak tentu parameternya
Dulu, saya pikir nilai itu layaknya kuadrat
Dicari berdasarkan rumus yang absah
Namun, saya baru tahu sekarang nilai itu luar biasa saktinya
Bisa muncul dengan sekali abrakadabra!