Amphiteater Belum Layak Jadi Panggung Teater
Oleh : Ahmad Muzaki Syafii
Bumi Siliwangi, isolapos.com— Fasilitas yang tersedia di kampus UPI tampak masih monoton bagi mahasiswa yang menyelenggarakan kegiatan. Salah satunya gedung Amphiteater, sebagai sarana pementasan karya seni dinilai belum layak guna. Hal itu diamini oleh Kamil Mubarok, Ketua UKM Teater Lakon yang menyebutkan ketidakcocokan antara fasilitas dan pementasan teater. “Amphiteater masih tidak cocok untuk pementasan karena masih belum memenuhi standar,” ujarnya saat ditemui isolapos.com, Kamis (23/2).
Kamil mengungkapkan, fasilitas yang belum memadai dari gedung kebudayaan UPI ini dapat dilihat dari tidak tersedianya panggung dan tempat untuk penonton yang datar. Ditambah kualitas audio yang buruk berpengaruh pada kualitas penampilan. Selain itu, “kebocoran cahaya” harus disiasati sendiri oleh penggiat seni teater ini dengan menutupi kaca menggunakan karton, agar tidak ada cahaya yang “bocor” ke gedung.
Lebih lanjut, Kamil mengaku bahwa di UPI masih belum tersedianya gedung yang representatif untuk pementasan teater. “Lakon pernah tampil di Hall A FPSD tapi tempatnya kecil dan pengap, kalau di Amphiteater bocor cahaya dan audio-nya buruk, sedangkan di PKM tempatnya kecil,” keluh Kamil.
Pengadaan fasilitas yang rendah, justru tidak sebanding dengan besaran biaya yang harus ditanggung mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk mengadakan kegiatan. Terlebih untuk pementasan teater ini terkadang membutuhkan waktu lebih dari satu hari. Disamping itu, Kamil pun mempertanyakan kemana larinya uang sewa tersebut. “Katanya petugas hanya mendapat beberapa puluh ribu, jadi kemana larinya uang sisanya?” tambah Kamil.
Demikian, Kamil mengharapkan agar pihak UPI dapat mengoptimalkan fasilitas di setiap gedung. Khususnya untuk penggiat seni, ia menyarankan adanya tempat khusus untuk gudang artistik. “Semoga kedepannya kesenian di UPI dapat lebih didukung. Terlebih, UPI memiliki Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, jadi sudah seharusnya UPI lebih mendukung lagi kegiatan kesenian,” tutup Kamil.[]
Redaktur: Prita K. Pribadi