Melihat Pengikisan Budaya Tegur Sapa di UPI Lewat Happening Art

454

Bumi Siliwangi, Isolapos.com- Senin siang(27/2) seorang mahasiswa Seni Rupa UPI 2016 dengan panggilan Babuy berdiri di antara pertigaan FPBS menuju ATM Gallery. Ia tampak diam tak bicara memandangi mahasiswa-mahasiswa dan civitas akademika UPI yang melintas di hadapannya. Beberapa orang melihatnya aneh, berdiri dengan tulisan yang digantung menggunakan tali di leher dengan tulisan yang hampir menutupi badan. Ia juga memegang beberapa batang coklat.

Babuy mengadakan eksperimen sosial untuk mencari jawaban terkait budaya ramah tamah yang katanya dimiliki orang Indonesia. Namun, bagaimana kondisi budaya ramah-tamah di lingkungan kampus mahasiswa, khususnya di UPI saat ini? Rio Tirtayasa reporter isolapos.com menanyakan beberapa hal kepada Babuy terkait eksperimen yang ia lakukan. Berikut adalah bincang Isolapos.com dengan Babuy.

Apa kegiatan yang anda lakukan?

Ini kegiatan namanya “Happening Art” merupakan salah satu dari “Performing Art”. Suatu kegiatan berkesenian yang medianya menggunakan atau penyampaiannya lewat tubuh kita sendiri. Di sini saya sedang happening art. Kalau performing art lebih struktur, namun happening art terjadi secara tiba-tiba dan tidak memerlukan surat perizinan atau lainnya.

Tujuan anda melakukan kegiatan ini sendiri?

Saya sedang mencari kebenaran, katanya orang asia itu sangat ramah-tamah, namun yang saya lihat di sini, coklat saya habis dimakan saya sendiri. Kedua, apakah orang Indonesia munafik atau tidak. Saya lihat di UPI banyak orang berlalu lalang, namun tidak saling sapa. Bukan suatu kultur budaya asia yang sebenarnya, apalagi orang sunda terkenal dengan “someah”.

Sudah berapa jam anda melakukan Happening Art ini?

Saya sudah tiga jam dan baru ada tujuh orang yang menegur saya.

Fakta apa yang anda dapat setelah melakukan kegiatan ini?

Kalau saya lihat, ketika saya pancing dengan sebatang coklat, siapa tahu saja dengan sebatang coklat mereka mau menyapa saya, minimalnya ke saya dulu, insyallah buat ke depannya buat ke semuanya. Tapi ternyata coklat saya habis oleh saya sendiri dan saya lihat orang Indonesia terutama mahasiswa upi lebih mementingkan egonya atau gengsinya daripada harus bertegur sapa walaupun dengan orang yang tidak dikenalnya.

Harapan anda melakukan kegiatan Happening Art ini?

Semoga saja, siapapun orang-orang Indonesia dapat menyampingkan egonya dan kembali lagi ke kultur Indonesia sendiri. Dapat saling bertegur sapa, ramah-tamah yang terkenal dengan gotong royongnya. Minimalnya hal kecilnya saling tegur sapa. []

Redaktur: Pathan Ismail

Comments

comments