Ephemeral Bagian Empat
Oleh: Dinan Anshary*
*) Mahasiswa Pendidikan Bahasa Perancis
Begitulah kira-kira hal yang tertulis didalam kartu ucapan minimalis tersebut. Baik Kara ataupun Nakita sama sekali tidak mengetahui siapa pengirimnya, mereka hanya kebingungan saja.
“Ehem, ehem.. Kar kok kamu ga pernah cerita sih soal cowo itu?”
“Ta, percaya deh aku ga lagi deket sama siapapun,” tukas Kara.
Pengirimnya hanya meninggalkan sebuah inisial, yaitu A. Meninggalkan segelintir kebingungan sekaligus rasa ingin tahu dibenak Kara.
Hari itu Kara dan Nakita sedang tidak terlalu sibuk, karena hampir semua persiapan sudah rampung untuk cara pekan fashion yang sebentar lagi akan diselenggarakan itu. Kara hanya beberapa kali menemui karyawannya, sedikit bercakap-cakap lalu kembali lagi ke bagian depan kantor untuk menemani Nakita.
Siang hari itu nampak sangat cerah ditambah sepoi-sepoi angin yang menyejukkan. Kara dan Nakita memutuskan untuk duduk di sofa bernuansa beludru yang ada di tengah-tengah ruangan depan kantor tersebut. Sofa itu dimaksudkan sebagai tempat untuk menerima tamu, pelanggan, atau klien yang ingin menemui Kara atau Nakita.
Ketika Kara sedang memeriksa email yang masuk, tiba-tiba ada sebuah email dari seseorang yang tidak ia kenal. Disitu tertera bahwa pengirimnya bukan dari alamat email perseorangan, melainkan dari sebuah nama perusahaan tertentu. Di dalam email yang cukup singkat tersebut menyatakan bahwa mereka adalah calon klien Kara yang akan memesan sebuah gaun pengantin padanya.
Sebenarnya Kara masih bingung dengan kelegalan email tersebut, maka dari itu ia memutuskan untuk menelepon nomor yang tertera didalamnya. Ketika dihubungi langsung via telepon, orang yang menjadi lawan bicara Kara adalah seseorang yang mengaku sebagai sekretaris pribadi dari klien yang ingin memesan gaun pengantin tersebut. Menurut Kara, permintaan kliennya yang kali ini cukup aneh karena mereka tidak secara khusus menjelaskan gaun seperti apa yang diinginkan, mereka hanya berpesan bahwa gaun yang dibuat haruslah gaun yang sangat cantik menurut versi Kara. Semua hal yang akan menjadi menyusun gaun pengantin itu murni benar-benar atas pilihan Kara, lalu selesai mereka minta dikirimkan gaun tersebut secepatnya setelah rampung dikerjakan, bahkan mereka menyelesaikan pembayaran langsung di awal. Kara merasa kliennya semakin hari semakin aneh saja. Di sisi lain, ia juga berpikir bahwa ada keuntungan di balik ini semua, Kara bisa menuangkan semua imajinasinya tentang gaun pengantin impian, biasanya ia selalu bekerja diatas permintaan-permintaan khusus pelanggan.
Kehidupan Kara berjalan normal seperti biasanya, rutinitas yang ia lakukan kebanyakan adalah pergi ke kantor lalu pulang lagi ke apartemen. Namun Kara merasakan ada sesuatu yang mengganjal, hal ini membuat ia penasaran, heran sekaligus bingung dalam waktu yang sama. Kara adalah tipe orang yang tidak percaya akan ketidaksengajaan atau kebetulan, ia percaya bahwa seluruh jagat raya sudah berupaya untuk merencanakan semua kejadian yang terjadi dalam kehidupan Kara secara sengaja.
Semakin lama Kara semakin sering melihat pria misterius di kedai kopi Memento itu. Pria yang mungkin saja, orang yang sama dengan pianis yang ditonton oleh Kara dan Nakita tempo hari. Suatu hari Kara melihat orang yang mirip, atau bahkan orang yang sama dengan pria misterius itu di taman belakan gedung kantornya. Pernah juga Kara melihat pria tersebut di bioskop. Pria itu selalu sendirian, sama kondisinya seperti Kara yang saat itu juga pasti sedang melakukan aktivitas seorang diri. Tidak terbersit sedikitpun rasa takut kepada orang itu didepan Kara, ia hanya merasakan sebuah ikatan emosional yang aneh dengan orang itu.
“Ta, kok aku ngerasa semakin sering ya bertemu dengan pria misterius di kedai kopi yang waktu itu aku ceritakan. Aneh kan?”
?“Ah itu mungkin perasaan kamu aja, Kar” jawab Nakita gelagapan.
***
?Ada yin berarti tentu saja ada yang, ada matahari tentu saja ada bulan. Semua orang bahkan semua hal didunia ini memiliki dua sisi, salah satu sisinya ada sisi gelap. Termasuk beberapa potongan kejadian di masa lalu mereka, kejadian kelam yang sudah dikubur dalam-dalam, diputuskan untuk tidak pernah dibahas lagi.
Sore hari itu Kara pulang lebih dulu dibandingkan Nakita, ia memutuskan untuk pulang duluan karena merasa tidak enak badan. Padahal, ada banyak hal yang akan Kara lewatkan.
“Ini aku, Nakita..” ujarnya di tengah-tengah sambungan telepon.
“Adriel, harus berapa kali lagi sih aku peringatkan,” “Jangan pernah menemui Kara lagi,”
“Lagipula kamu sebentar lagi akan menikah kan, lalu setelah itu buang jauh-jauh asa dan harapmu untuk bersama-sama lagi dengan sahabatku, Kara.”
Semua hal yang terjadi didalam kehidupan Kara pasti akan diceritakan kepada Nakita, semuanya, dan begitupun sebaliknya. Namun ada sebuah rahasia besar yang terjadi tanpa sedikitpun Kara ketahui, ini akan terus Nakita simpan hingga entah sampai kapan.
Tak begitu lama setelah kepulangan Kara dari studinya di Amerika, ia terlibat sebuah kecelakaan hebat. Kecelakaan naas itu melibatkan Kara dan Teala. Mereka berniat akan pergi bersama-sama menuju apartemen Nakita untuk berkumpul dan mengobrol bersama. Namun, tragisnya malam itu mereka harus mengalami sebuah kecelakaan tunggal yang menewaskan Teala. Sementara, Kara masih bisa bertahan hidup setelah peristiwa itu.
Kara memang masih bisa melanjutkan kehidupannya, namun dengan kondisi dimana ia kehilangan beberapa potongan memori yang sangat amat penting dikehidupannya. Kara masih ingat keluarganya, orang tua, kepergian Teala, dan masih jelas ingat dengan Nakita. Tapi, Tuhan memutuskan untuk menghilangkan memori soal Adriel, pria yang sudah cukup lama bertunangan dengan Kara.
Beberapa kali Adriel memaksakan diri untuk mengingatkan mengenai keadaan hubungan diantara Kara dan dirinya. Namun hal itu hanya akan memperparah kondisi ingatan Kara saja. Semakin Kara diingatkan maka ia akan terlihat sangat kesakitan bahkan untuk beberapa kasus Adriel menemui lalu mengingatkan beberapa hal pada Kara, Kara akan koma selama beberapa hari di rumah sakit.
Demi kebaikan dan kesehatan Kara, akhirnya Adriel memutuskan untuk tidak pernah lagi mengingatkan Kara mengenai status hubungan mereka. Dengan harapan suatu hari Kara bisa mengingatnya sendiri. Hari berganti minggu, siang berganti malam, bulan berganti tahun, Kara masih melupakan semua hal yang berkaitan dengan Adriel. Bahkan dokter memvonis bahwa Kara akan melupakan masalah ini secara permanen, itu berarti Kara akan selamanya lupa siapa diri Adriel yang sebenarnya. Adriel harus membuat Kara mencintainya lagi dengan usaha yang benar-benar dimulai dari awal, namun hal tersebut tidak pernah membuahkan hal yang manis. Kara akan selamanya lupa bahwa dulu Adriel pernah menjadi salah satu bagian terpenting didalam hidupnya.
Kara dan Adriel bukan tidak sengaja selalu berada di tempat sama, semua itu sudah betul-betul direncanakan oleh Adriel. Mulai dari kedai kopi, bioskop, taman, buket bunga, semua itu adalah tindakan Adriel yang berupaya agar tetap bisa menemui Kara walaupun dalam kondisi mereka tidak saling mengenal satu sama lain.
Hal yang termanis yang dilakukan Adriel selama ini adalah merancang sebuah resital piano yang diperuntukkan khusus bagi Kara. Konser tersebut bertajuk The Vow karena dulu Adriel pernah berjanji untuk merancang sebuah konser untuk Kara. Di malam itulah, Adriel melunasi janji-janjinya. Adriel selalu berjanji untuk mencintai Kara sampai kapanpun, namun kenyataan berkata lain, ia tidak bisa terus-terusan berharap dari Kara. Mungkin Kara hanya akan menganggap Adriel sebagai orang asing yang beberapa kali tak sengaja ia temui.
Hal terburuk yang pernah dilakukan Adriel kepada Kara adalah memesan gaun pengantin. Adriel sengaja memesan gaun itu khusus dari Kara agar gaunnya merupakan tersusun dari bagaimana Kara selalu memimpikan mengenakan baju pengantin, yang jika saja malam itu tidak terjadi kecelakaan, mungkin gaun itu akan digunakan oleh Adriel dan Kara di hari pernikahannya. Gaun rancangan Kara itu saat ini akan digunakan oleh calon istri Adriel yang baru.
Setelah sambungan telepon terakhir Nakita kepada Adriel terputus, Adriel memutuskan untuk tidak akan pernah menemui Kara lagi. Ia rasa usahanya sudah cukup. Ia memutuskan untuk memiliki kehidupan baru. Adriel juga selalu berharap semua yang terbaik untuk Kara. Nakita juga akan menyembunyikan semua hal ini dari Kara, dengan alasan demi kebaikannya. Seterusnya akan begitu. Adriel menyerah bukan berarti bahwa ia berhenti mencintai Kara. Adriel sudah mulai merencanakan kehidupan baru. Begitupun Kara, ia sudah harus mulai merencanakannya.
Tamat.
p.s: ephemeral adalah sebuah istilah didalam bahasa inggris yang artinya adalah hanya sesaat atau sementara.