Toilet FPBS Masih Kurang Perlengkapan
Oleh: Salsa Aliefia dan Annisativa Novianti
Bumi Siliwangi, isolapos.com–Tahun 2016 lalu, Asosiasi Toilet Indonesia mengeluarkan standar toilet umum yang layak digunakan dalam kegiatan Full Day Training Toilet Cleaning EXPO CLEAN 2016. Ada 19 standar toilet yang dikeluarkan. Beberapa contohnya adalah, adanya westafel, tisu yang disediakan, toilet yang disediakan pewangi ruangan, dan adanya sabun cair.
Dalam hal tersebut, isolapos melihat bagaimana contoh toilet yang ada di UPI, dengan mengambil sampel di FPBS. Menurut Supriatno, petugas kebersihan di FPBS mengatakan bahwa fasilitas kebersihan toilet di FPBS sudah cukup layak dan sesuai dengan jumlah mahasiswa. “Untuk kelengkapannya sudah bagus. Memadai untuk mahasiswa segitu banyaknya, mencukupi semua. Tergantung dari pemakaian mahasiswanya aja. Kembali lagi pada mahasiswanya,” kata Supriatno saat ditemui di lantai 4 gedung FPBS pada Kamis(27/02).
Berbeda dengan Supriatno, Milna mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia justru merasa kurang nyaman ketika menggunakan toilet di lantai 4 gedung FPBS. Menurutnya, lantai di toilet lantai 4 masih kotor dan berbau.
Saat ditanya ada tidaknya perlengkapan di dalam toilet. Milna menyebutkan kalau perlengkapan toilet masih ada yang kurang. “Kadang ada sabun cuci tangan kadang juga gada. Nah tisu gada, kita kan yang cewe kaya ga enak ya kalo misalnya kayak gada tisu. Apalagi kan WC duduk, jadi harus ada tisu sih. Kadang kurang nyaman,” ungkap Milna.
Pernyataan tersebut disetujui oleh Ketua Subbagian Umum dan Perlengkapan FPBS, Kusnadi. Menurutnya, standar kebersihan toilet di FPBS sudah baik. Namun, banyak yang menilai bahwa toilet di FPBS kotor. Kusnadi mengatakan bahwa FPBS juga berkewajiban untuk memenuhi kebersihan toilet. Namun, terlepas dari itu, ada beberapa toilet yang masih ada kendala seperti kotor. “Bisa saja belum dibersihkan, bisa saja sudah tapi masuk lagi pengguna, jadi kotor,” tepis Kusnadi
Kusnadi juga menambahkan bahwa dirinya memonitoring jika toilet kotor ke petugas kebersihan dan menyuruhnya untuk langsung dibersihkan. Dalam hal tersebut, diharapkan untuk mahasiswa dapat menjaga kebersihan toilet, khususnya untuk perempuan yang kuantitasnya lebih banyak dari laki-laki, sehingga toilet perempuan jauh lebih sering digunakan. Karena UPI sudah menyediakan fasilitas yang layak, tinggal para penggunanya saja yang hendak menjaga atau tidak.
Selain Milna, Deni mahasiswa Pendidikan Bahasa Sunda, salah satu mahasiswa yang memakai fasilitas toilet FPBS. Dia berpendapat bahwa toilet FPBS sudah cukup bersih dan nyaman. Walaupun jarang tersedia sabun pencuci tangan.
“Saya sering menggunakannya di lantai 2, terbilang cukup nyaman dan juga bersih, kenyamanannya yang pertama adalah dekat dengan ruang kelas, untuk tisu atau sabun untuk cuci tangan itu masih kurang memadai sih. Emang terkadang sangat dibutuhkan tapi jarang tersedia,” kata mahasiswa Pendidikan Bahasa Sunda tersebut.
Kusnadi menjawab persoalan tidak adanya tisu dan sabun di beberapa toilet di FPBS. Sebelumnya, toilet di FPBS disediakan sabun cuci tangan, namun banyak yang hilang. Dirinya memberitahu bahwa perilaku mahasiswa yang membuat fasilitas seperti sabun pencuci tangan dan tisu toilet dibatasi. “Di toilet mahasiswa juga ada, semacam di lantai 5. Masalahnya itu, kalau dikasih, banyak yang hilang. Bukan isinya aja, sama tempat-tempatnya pun hilang,” jawabnya.
“Nah semacam tisu juga sama. Tisu disediakan tidak seluruhnya, hanya untuk pimpinan, karena dari pihak penyedianya sendiri tidak semua untuk kelas, kalau di pimpinan atau prodi itu ada,” tambah Kasubbag Umper FPBS tersebut.
Terakhir Supriatno mengungkapkan bahwa toilet kotor itu karena mahasiswa juga yang kurang sadar akan kebersihan. “Sikap mahasiswa yang sewenang-wenang membuang sampah sembarangan di toilet itulah yang nantinya akan membuat kondisi toilet seperti tidak terawat,” tambah Supriatno.[]
Redaktur: Rio Tirtayasa