Aksi Tolak Kedatangan Menteri BUMN Oleh Mahasiswa UPI
Penulis: Wulan Nur Khofifah dan Nabil Haqqillah
Bumi Siliwangi, Isolapos.com— Pada Selasa, 21/06/2022 sejumlah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melakukan aksi penolakan terhadap kuliah umum kebangsaan yang diadakan oleh pihak kampus. Kuliah umum bertema “Kerja Besar untuk Indonesia Maju” itu dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu Erick Thohir sebagai pembicara. Aksi ini dilakukan di beberapa titik kampus UPI. Massa aksi terbagi menjadi dua kelompok berbeda, yakni Aliansi Mahasiswa UPI dan Keluarga Mahasiswa (KEMA) UPI.
Awalnya, massa aksi dari Aliansi Mahasiswa UPI melakukan aksi di depan Gymnasium yang menjadi tempat terselenggaranya kuliah umum kebangsaan tersebut. Aksi diramaikan dengan menyuarakan orasi-orasi dan spanduk berisi penolakan kedatangan Erick Thohir. Kemudian massa aksi bergerak menuju Gedung Isola untuk membacakan tuntutannya tentang penolakan kedatangan Erick Thohir. Tuntutan yang dibacakan tersebut sebagai reaksi dari kecurigaan mahasiswa terhadap adanya tindakan politik praktis terselubung dalam kuliah umum.
“Ketika pejabat publik masuk kampus, apalagi pejabat publik yang ada orientasi mencalonkan diri di pemilu, beliau harus sadar agar ketika mereka-mereka ini datang ke kampus mau di UPI atau dimanapun mereka tidak boleh kampanye. Jadi, tujuannya memang harus benar-benar lurus. Bukan untuk nyapres.” Tutur Galih Permana, salah satu massa aksi dari Aliansi Mahasiswa UPI. Hal ini Selaras dengan surat keterangan dirjen dikti No.26/DIKTI/KEP/2012 yang menjelaskan bahwa partai politik tidak boleh melakukan kegiatan politik praktis di dalam kampus, dan seharusnya kegiatan kampus tidak ditunggangi oleh kepentingan politik.
Di titik yang sama, Presiden Mahasiswa terpilih UPI 2022-2023, Randhika Maulana mengatakan seharusnya Erick Thohir lebih memperhatikan pada kinerja BUMN. Apalagi di dalam tubuh BUMN sendiri terdapat banyak kecacatan seperti utang perusahaan yang terus meningkat serta adanya nepotisme dalam struktur BUMN. Sehingga massa aksi menuntut agar Menteri BUMN memperbaiki kinerjanya dalam memajukan bangsa dan bukan sibuk melakukan safari politik ke setiap kampus.
Selain itu, Aliansi Mahasiswa UPI menuntut BUMN agar mengoptimalisasi kontribusi dalam bidang pendidikan, memperbaiki kinerja dalam pemulihan ekonomi nasional, mendesak menteri BUMN untuk mengklarifikasi hutang dan kebangkrutan BUMN serta menyampaikan solusi atas permasalahan tersebut.
Di lokasi yang berbeda, massa aksi yang tergabung dalam KEMA UPI melakukan orasi serta membentangkan spanduk-spanduk yang berisi propaganda penolakan. Mereka melakukan arak-arakan yang dimulai dari pintu masuk 1 UPI sampai gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UPI. Selain itu, massa aksi juga membagikan selebaran yang berisi hasil kajian mereka tentang penolakan kedatangan Erick Thohir kepada para mahasiswa yang baru saja keluar dari Gymnasium. “Harapannya agar kajian yang dibagikan dapat menjadi bahan pikiran lanjutan terkait hal-hal terselubung yang ada di dalam seminar tersebut” Tutur Andily, salah satu massa aksi yang berasal dari KEMA UPI.
Aksi ini dilakukan sebagai reaksi atas dugaan adanya politisasi di lingkungan kampus UPI. Terlebih dengan adanya surat edaran dari UPI yang mewajibkan mahasiswa penerima beasiswa untuk mengikuti kuliah umum. Berdasarkan kajian yang dilakukan, KEMA UPI ingin menyampaikan beberapa tuntutan yakni: Menolak kedatangan Erick Tohir, menuntut kampus agar lebih netral dan memaksimalkan marwahnya sebagai penyelenggara pendidikan, serta menuntut BUMN agar fokus memperbaiki kinerjanya.
Dalam aksi ini sempat terjadi gesekan dengan pihak keamanan kampus, namun aksi yang dilakukan oleh masing masing kelompok tidak berujung ricuh. Kedua massa aksi membubarkan diri sekitar pukul 11.30. Meski mendapat penolakan dari dua kelompok mahasiwa, kuliah umum ini tetap berjalan sampai selesai. Menurut wawancara yg dilakukan Isolapos, beberapa peserta kuliah umum tidak terlalu menggubris aksi tersebut. Bahkan merasa senang karena mandapatkan banyak ilmu baru yang bermanfaat.[]
Redaktur: Aulia Rachma Febriani