Eksistensi Museum di Tengah Arus Digitalisasi

104

Reporter: Wulan Nur Khofifah

Bumi Siliwangi, Isolapos.com – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah angkatan 2022 mengadakan kegiatan Seminar Museum dengan mengambil tema “Peran Museum bagi Pelajar dan Mahasiswa pada Era Digital”. Kegiatan ini diselenggarakan di Ruang Audio Visual Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kamis (16/3). 

Pematerian seminar ini diisi oleh Leli Yulifar selaku Kepala Museum Pendidikan Nasional UPI dan Achmad Iriyadi, Kurator Museum Pendidikan Nasional sebagai Praktisi Pendidikan. Kegiatan seminar ini dimoderatori oleh Nurdiani Fathiraini, Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah UPI.

Dalam seminar ini, Iriyadi membawakan materi seminar melalui berbagai miniatur benda bersejarah. Ia pun turut mengajak salah satu peserta ke depan untuk menyentuh langsung koleksi pribadinya yaitu miniatur sarkofagus sembari menjelaskan bagaimana proses pembuatan mumi.

Iriyadi menjelaskan ada perbedaan pembelajaran dengan mendengar, melihat, dan ikut terlibat. Orang akan cenderung mudah memahami sesuatu jika mengalaminya secara langsung atau praktik. Museum-museum saat ini baru berada pada tahap melihat, yaitu dengan menampilkan benda benda bersejarah saja. 

Ia menambahkan, museum akan menarik jika didukung oleh media digital serta adanya interaksi dengan pengunjung. “Manajer museum bisa menggerakkan stafnya bagaimana museum ini bisa dikenal. Bahkan Sekarang sudah ada museum go to school. Jadi jemput bola,” jelasnya menutup pematerian sesi pertama.

Beralih ke pematerian kedua, Leli menjelaskan bahwa di tengah gerusan teknologi yang semakin canggih, museum sebagai pusat pembelajaran harus bisa berinovasi agar tidak kehilangan eksistensinya. “Teknologi itu sifatnya dinamis. Saya selalu berpikir bagaimana teknologi yang lari-lari itu bisa kekejar sama kita,” tutur Leli dalam seminarnya. Salah satu cara yang ia lakukan yaitu mengadakan tur museum digital seperti yang pernah diselenggarakan di masa pandemi kemarin.

Thoriq Robbani selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa tujuan diadakannya seminar ini untuk memperkenalkan museum kepada masyarakat luas. “Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembangnya teknologi, museum semakin ditinggalkan, jadi memiliki kesan bahwa museum ketinggalan jaman, kuno, segala macem,”. Thoriq menambahkan bahwa ia dan mahasiswa lainnya ingin ikut andil dalam pemberdayaan museum dengan cara mengedukasi peserta dan masyarakat.

Seminar Museum ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa UPI saja melainkan juga dihadiri oleh siswa SMA, serta masyarakat umum. Acara diakhiri dengan tur museum yang dipandu oleh panitia.

Redaktur: Nabil Haqqillah

Comments

comments