Presma dan Wapresma UPI 2024 Resmi Ditetapkan

99

Oleh: Amelia Wulandari

Bumi Siliwangi, Isolapos.com-Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) melaksanakan Sidang Umum (SU) pada Minggu (25/08). Sidang Umum ini digelar sebagai tindak lanjut Surat Keputusan SK Nomor 15/SK/KPU.REMA.UPL.H.40/VIII/2024 tentang Penetapan Hasil Verifikasi dan Keputusan Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM Rema) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Tahun 2024.  Dalam SU tersebut, pasangan M. Farhan-Dzulfalah ditetapkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden BEM Rema UPI 2024. 

Agenda Sidang Umum tersebut ialah penetapan dan pengambilan sumpah/janji jabatan Presiden dan Wakil Presiden BEM Rema UPI 2024. Namun, sebelum itu, presidium mempersilakan kepada Fraksi untuk memberikan pandangan. Fraksi FPBS mengorder adanya tanya jawab atau uji kelayakan sebelum Presma dan Wapresma ditetapkan. Hal tersebut, menurut Presidium, harus mengubah agenda acara sehingga perlu dilakukan Peninjauan Kembali (PK) Agenda Acara. 

FPBS pun mengorder PK Agenda Acara untuk menambahkan tanya jawab atau uji kelayakan sebelum penetapan Presma dan Wapresma. Namun, order FPBS tersebut ditolak Fraksi FPEB dan FPIPS. Suasana ruang sidang kian memanas.

Karena tidak kunjung mendapatkan jalan tengah, lobbying dilakukan oleh perwakilan tiap fraksi. Setelah lobbying, voting dilakukan untuk menentukan apakah PK Agenda Acara akan tetap dilakukan atau langsung menetapkan Presma dan Wapresma. Hasilnya, 6 Fraksi menyetujui tidak dilakukannya PK Agenda Acara. Fraksi tersebut, yaitu FPOK, FPIPS, FPEB, Kamda Sumedang, FPMIPA, FPBS. Sementara itu, Kamda Purwakarta abstain. 

Tim Isolapos mencoba menanyakan kepada perwakilan Fraksi FPBS, Dhymas Ammirulhaz, tentang perubahan pendapatnya. Menurut Dhymas, FPBS tidak mengubah atau menurunkan order. FPBS hanya menginginkan adanya tanya jawab agar warga Rema dapat lebih mengenal presidennya. “tapi yang perlu digarisbawahi bahwa FPBS sendiri bukan pengen PK-nya, tapi adanya tanya jawab dulu,” tegas Dhymas.

Dhymas mengakui bahwa terdapat perbedaan jika tanya jawab dilakukan sebelum dengan setelah penetapan Presma dan Wapresma. Menurutnya, jika tanya jawab dilakukan sebelum penetapan, etika dalam politik berjalan. Warga Rema bisa mengetahui dan mengenal orang yang akan memimpinnya. 

Tapi ketika sekarang si sesi tanya jawabnya dilakukan setelah penetapan yang dikhawatirkan oleh FPBS sendiri tuh banyak pertanyaan dari warga-warga ataupun masyarakat UPI perihal penetapan dan juga agenda sesi tanya jawab dilakukan setelah penetapan, seperti itu,” ungkap Dhymas. 

Sementara itu, Muhammad Zidan Dzulfikar perwakilan Fraksi FPEB menerangkan jika tanya jawab dilakukan sebelum atau sesudah penetapan sama saja. Pada intinya, menurutnya, dengan adanya sesi tanya jawab, kita bisa mengetahui pemikiran Presma dan Wapresma.

“Sebenarnya, bedanya, ya, secara timeline pelaksanaan waktu aja menurut saya. Karena dengan kita memandang ataupun menanyakan ketika tanya jawab setelah pemilihan, sama aja gitu udah nggak akan ngerubahin si presma ini nggak akan kebentuk, atau enggak gitu,” ujarnya. 

Sementara, perwakilan fraksi FPMIPA, Iklil Nur Fuad, mengatakan pada awalnya FPMIPA juga mengutamakan adanya tanya jawab sebelum penetapan guna menguji kelayakan calon. Namun, pada akhirnya mengikuti forum dan setuju soal mekanisme sosialisasi.

“Namun ya, setelah banyaknya diskusi dan juga dinamika yang terjadi selama sidang umum akhirnya kami memutuskan bahwasannya ya memang sosialisasi,” ungkap Ketua Kema FPMIPA itu.

Berdasarkan hasil voting dalam Sidang Umum, agenda selanjutnya ialah menetapkan dan mengambil sumpah/janji jabatan Presma dan Wapresma BEM Rema UPI 2024. pasangan M. Farhan-Dzulfalah ditetapkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden BEM Rema UPI 2024 dalam SU tersebut.

Kepada Tim Isolapos, M. Farhan, Presma terpilih mengungkapkan motivasinya untuk mencalonkan diri sebagai presma. Ia mengatakan kondisi kekosongan kepemimpinan BEM Rema UPI menggerakkan dirinya untuk menjadi Presma. “Oleh karena itu, motivasi gak lain, gak bukan, ya, itu untuk apa mengisi kekosongan tersebut agar pada akhirnya permasalahan permasalahan ini agar cepat selesai kan gitu,” ungkap Farhan. 

Farhan juga menjabarkan visi misinya untuk memimpin BEM UPI 2024. Visi yang dibawa oleh Farhan dan Dzulfalah, yaitu Restoration of Rema UPI. Kemudian, salah satu misinya adalah menyoal eksistensi UPI. “Kita lihat bahwa perbaikan perbaikan di internal ini menjadi hal utama yang paling kita kedepankan kira gitu kurang lebih,” kata Farhan. 

Berdasarkan UU Rema, periode BEM Rema akan berakhir pada Desember. Farhan menanggapi bahwa hal tersebut menjadi tantangan baginya dan Dzulfalah. Ia dan Dzulfalah ingin memperbaiki kesalahan-kesalahan, terutama prestasi.

“Bukan masalah lama ataupun cepat, tapi masalah bagaimana kami berdua, Farhan dan juga Dzul bisa memperbaiki semua kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi, terutama dengan hal prestasi ini menjadi apa, menjadi tantangan besarlah untuk nanti tuh kepemimpinan selanjutnya,” ungkap mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam tersebut.

Soal sosialisasi, Ketua Pemilihan Umum (KPU) Rema UPI, Ananda Ammar Fauzan, mengatakan bahwa sosialisasi untuk memperkenalkan Presma dan Wapresma akan dilaksanakan, tetapi tidak terikat kepada KPU. “Karena akan adanya sosialisasi yang di, apa ya, bukan diistimewakan juga, dikhususkan ke beberapa fakultas. Cuman pada akhirnya yakin saya untuk sosialisasi ini, emang akan datang kepada satu fakultas satu fakultas sih,” tutupnya.[]

Redaktur: Harven Kawatu

Comments

comments