Gebyar Bahasa dan Sastra Indonesia (GBSI) 2024: Merayakan Sastra dalam Pendidikan dan Kebudayaan

26

Oleh: Erni Aulia

Gebyar Bahasa dan Sastra Indonesia (GBSI) kembali digelar setelah lima tahun hiatus. Tema yang diangkat pada tahun ini adalah “Sastra dalam Pendidikan dan Kebudayaan”. Acara yang berlangsung selama empat hari ini diselenggarakan oleh Hima Sastrasia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, dengan mengusung semangat melanjutkan perjuangan WS Rendra dalam dunia sastra.

Jonias Junior Putra Lawalata, Ketua Pelaksana GBSI, mengungkapkan bahwa acara ini merupakan bentuk lanjutan dari perjuangan Rendra dalam dunia sastra. “Sastra itu akan selalu hidup dalam ranah pendidikan,” ungkap Jonias. “Karena ini juga kampus pendidikan, kami merasa punya tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan Rendra, terutama dalam bidang sastra.” Ia menambahkan bahwa tahun ini acara dilaksanakan di bulan November untuk lebih menyoroti aspek kebudayaan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya digelar di bulan Oktober, bertepatan dengan Hari Bahasa.

GBSI 2024 yang berlangsung selama empat hari berturut-turut ini melibatkan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan minat terhadap sastra dan bahasa. “Kalau makna dari beberapa kegiatan selama 4 hari ini, itu semuanya, intinya cuma satu, yaitu tentang sastra dan bahasa. Sama juga untuk meningkatkan minat sastra juga bahasa. Kenapa waktu 2 hari kemarin itu ada sastra anak karena dari kita juga ingin mengenalkan sastra lebih dekat ke anak seperti itu,” tambah Jonias.

Salah satu hal menarik dalam GBSI adalah Piala Rendra, yang tahun ini kembali diperebutkan. Piala ini merupakan simbol perjuangan W.S. Rendra untuk memajukan sastra Indonesia. “Awalnya, Rendra memberikan uang untuk dibuatkan piala ini, dan kami di Hima Satrasia yang melanjutkan amanah tersebut,” kata Jonias. Piala ini bersifat bergulir, artinya pemenang tahun ini harus menyerahkan piala tersebut kepada pemenang di tahun berikutnya.

Pada tahun ini, Piala Rendra dimenangkan oleh Lestifa Zannatun Hasanah, siswi kelas 5 SD Muhammadiyah 5 Garut, untuk kategori pelajar, dan Bagia Nufandira, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati Bandung, untuk kategori umum.

Lestifa Zannatun Hasanah, pemenang Piala Rendra kategori pelajar, adalah siswi kelas 5 SD dari SDN Muhammadiyah 5 Garut. Ia merasa senang bisa berkompetisi dengan ratusan peserta, termasuk siswa SMA. “Ini untuk pengalaman yang sangat berharga. Apalagi ini kan tingkat nasional,” ujar ibu Lestifa yang ikut mendampingi.

Di kategori umum, Bagia Nufandira, mahasiswa UIN Sunan Gunung Jati Bandung, berhasil meraih Piala Rendra. “Saya bersyukur banget, meskipun nothing to lose saja. Tapi ini untuk keluarga, guru, dan teman-teman yang mendukung saya,” ungkapnya. Bagia, yang berasal dari keluarga pecinta sastra, berharap sastra Indonesia terus dilestarikan. “Panjang umur sastra Indonesia,” tambahnya.

GBSI tahun ini berhasil menjadi ajang untuk merayakan sastra sebagai bagian dari kebudayaan. Dengan semangat yang dihidupkan kembali, acara ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan melestarikan sastra Indonesia.

Redaktur: Haura Nurabani

Comments

comments