Rencana Relokasi Kampung UKM, Mahasiswa Pertanyakan Kejelasan

72

Oleh: Nabil Haqqillah dan Rahmah Azzahrah

Bumi Siliwangi, Isolapos.com“Nah, yang menjadi perhatian adalah di kampung UKM. Rencana mau berbenah begitu ya. Jadi, nanti untuk UKM-UKM yang ada di kampung UKM, nanti akan digeser dulu ke tempat yang nantinya kita persiapkan. Jadi, jangan sampai nanti pindah malah tidak ada tempatnya begitu ya,” ucap Kepala Divisi Kerjasama dan Ormawa, Sandey Tantra Paramitha, dalam pertemuan Koordinasi Tata Kelola Organisasi Kemahasiswaan yang diadakan Direktorat Kemahasiswaan di Auditorium Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Lantai 1, pada Rabu (18/12) siang.

Menurut Sandey, selama ini sekretariat UKM tersebar di berbagai tempat, ada yang berada di Gedung Geugeut Winda atau PKM, Gymnasium, Stadion, dan Kampung UKM. “Jadi (selama ini-Red) ada yang tersebar di PKM. Ada yang tersebar di gymnasium, ada yang tersebar di PKM, ada yang tersebar di stadion, ada juga yang tersebar di kampung UKM,” ujar Sandey.

Sebelumnya berdasarkan informasi yang diterima oleh Redaksi Isolapos, Direktorat Kemahasiswaan mengeluarkan surat dengan nomor 2331/UN40.R1.2/KM.04.01/2024 mengenai Pemberitahuan Relokasi Kampung UKM. Surat yang ditandatangani pada 16 Desember 2024 tersebut ditujukan kepada 7 UKM yang mendiami area Kampung UKM, yaitu Kompor, Mahacita, Lakon, Kabumi, Dayung, Asas, dan Basket. Dalam surat tersebut, dicantumkan juga bahwa proses pemindahan akan difasilitasi dan dilakukan maksimal hari Jumat, 20 Desember 2024.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS), Wildan, mengajukan pertanyaan perihal rencana relokasi tersebut. “Yang ingin kami tanyakan tentang lokasi kami itu akan kemana jika di PKM? Maksudnya PKM di sebelah mana?” tanyanya.

Menurut Wildan, ketika surat tersebut diterima oleh UKM-UKM yang menghuni Kampung UKM. Mereka langsung berkumpul untuk berdiskusi terkait rencana demolish dan relokasi yang tertera pada surat. Ia menyampaikan bahwa salah satu keresahan oleh UKM-UKM ialah apakah tempat relokasi nantinya mampu menampung barang-barang milik mereka.

“Dari Kabumi, angklung ada 300 lebih. Kemudian gamelan ada 4 set, belum kostum, ruang pakaian, dan lain-lain. Terus kami bicara dengan Mahacita, ada perahu, BNB, dan lain-lain,” ucapnya.

Wildan bercerita bahwa ia sempat mengecek bilik-bilik yang ada di PKM bagian belakang, di mana menurutnya tidak cukup untuk menampung seluruh barang-barang yang ada. Selain itu, ia juga meminta keringanan terkait jadwal relokasi karena sedang di masa-masa Ujian Akhir Semester (UAS). 

“Pertama kami meminta sedikit pemunduran waktu karena kondisinya pertama banyak barang yang harus di-packing. Lalu (terdapat-Red) kondisi lain, kami sedang menghadapi UAS, ada yang harus kami kerjakan. Karena kami juga, meskipun kami ada di UKM, kami juga tetap mengedepankan akademik, jadi kami meminta kemungkinan waktu pertama tersebut,” jelas Wildan. 

Selanjutnya, Wildan mempertanyakan apakah kampus akan menyediakan akomodasi pemindahan barang-barang milik UKM yang ada di surat pemberitahuan relokasi. Tak hanya itu, Wildan juga menyinggung jam berkegiatan di sekretariat baru, yang mana selama ini Kampung UKM banyak berkegiatan di malam hari.

“Berkaitan dengan kegiatan masing-masing dan rata-rata UKM yang ada di Kampung UKM itu bergiat di malam hari. Seperti, Kompor yang biasanya membuat komponen-komponen robotika biasa di malam hari dan begitu dengan UKM-UKM lain. Dan kemarin waktu ngobrol sama bu Ance, kalau di PKM, kita dapat waktu jam malam sampai jam delapan,” pungkas Wildan.

Ditmawa: Pindahnya Hanya Sementara

Direktur Direktorat Kemahasiswaan, Prayoga Bestari, menanggapi pertanyaan Wildan. Menurutnya, ini adalah bukti bahwa Ditmawa peduli terhadap perkembangan Ormawa. Namun, Ditmawa pun memiliki keterbatasan. “Kami adalah, sebut saja orang tua dari kalian semua. Yang punya kewajiban untuk memberikan fasilitas kepada anda yang sebaik mungkin. Faktanya, apakah sudah semuanya baik? belum. Apakah semuanya sudah terfasilitasi? belum. Kan gitu ya. Nah, sarana prasarana kita masih punya keterbatasan, tapi kami punya niatan untuk berangsur bisa memenuhi kebutuhan standar kalian semuanya.” jelasnya.

Menanggapi keresahan UKM-UKM yang mendiami Kampung UKM, Prayoga menjawab bahwa Kampung UKM sudah tidak layak dijadikan sekretariat sehingga berniat memindahkannya “sementara”. Prayoga juga mengamini bahwa setiap Ormawa dan UKM memiliki kebutuhan masing-masing alias tidak bisa disamakan.

“Kenapa sementara? Karena memang harusnya ya, memang punya (kebutuhan-Red) standar yang lebih. Kan gitu ya. Satu UKM dengan UKM yang lain tidak bisa disamakan. BEM dengan Kabumi, dengan Mahacita, dengan Kompor pasti berbeda. Kenapa? Instrumennya pun berbeda. Alat musik dengan hanya sekadar komputer, laptop, beda.” lanjut Prayoga. 

Mengenai akomodasi perpindahan, dirinya menjelaskan bahwa Ditmawa akan menanggung semuanya. Pihaknya sudah bekerja sama dengan Sarana Prasarana untuk memfasilitasi kepindahan. “Semua kepindahan kami yang nanggung, ya. Biro Sarpras sudah menyediakan mobil berikut orangnya begitu yang untuk memindahkan,” ungkap Prayoga.

Namun, ada syarat yang diberikan Prayoga, yaitu seluruh alat-alat yang perlu dibongkar harus dibongkar-pasang oleh ahlinya. Ia menegaskan bahwa Ditmawa tidak bertanggung jawab untuk hal tersebut. “Apalagi Kompor, Kompor punya alat apa itu kan memindahkannya minta ampun. Nah ini, kami itu hanya mampu memindahkan, tidak plus itu apa namanya, bongkar pasang,” ujar Prayoga. 

Sementara itu, berkaitan dengan jam malam, Prayoga berkata sudah ada Peraturan Rektor mengenai hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa kegiatan kemahasiswaan hanya sampai pukul 22.00 WIB. “Ini sebenarnya sudah ada Peraturan Rektor nomor 6893/2016 Bab 4, ya, bagian 3 pasal 10, bahwa salah satunya di sini itu untuk kegiatan kemahasiswaan, ya, itu dari jam 18.00 sampai dengan jam 22.00,” jelas Prayoga. 

Terkait jadwal pengosongan yang bersamaan dengan masa-masa UAS, Prayoga mempersilahkan agar para anggota-anggota UKM yang menempati Kampung UKM agar mendahulukan dulu UAS. Jika sudah siap, dipersilakan untuk melapor. 

“UAS nomor satu, jangan abaikan akademik, jalankan itu, oke, apa UAS. Setelah oke, siap, lapor,” Ujar Prayoga. 

 Ketidakpuasan Masih Ada Pasca Audiensi

“Tanggapan awal kita ya tentu emosi dan mempertanyakan kenapa semendadak ini dan kejelasannya seperti apa, dan setelah audiensi ini pada akhirnya ya tujuan kita Kampung UKM memperjuangkan apa yang kita perjuangkan tuh tetap sama,” ucap Wildan saat ditemui Isolapos di Gedung PKM pada Rabu (18/12) malam.

Menurut Wildan, yang diperjuangkan oleh ia dan kawan-kawannya di Kampung UKM adalah mempertahankan ruang aktivasi gerak UKM-UKM agar sama seperti di Kampung UKM. “Kita tidak akan mempertahankan Kampung UKM-nya (secara-Red) bangunannya, tapi kita akan berusaha untuk mempertahankan ruang aktivasi gerak kita, se UKM-UKM, di sekre yang baru sama seperti sekre yang lama di Kampung UKM,” tegas Wildan.

Wildan menganggap masih ada beberapa pertanyaan yang tidak terjawab oleh pihak Ditmawa. Meski begitu, ia mengatakan bahwa pada akhirnya dalam audiensi tersebut, ia dan teman-temannya di Kampung UKM mendapatkan sedikit keringanan yaitu pengunduran jadwal relokasi.

“Tapi dari audiensi tadi seenggaknya kami dari pihak UKM yang ada di Kampung UKM mendapat sedikit keringanan untuk melakukan pemunduran relokasi, seperti itu,” lanjut Wildan.

Wildan menceritakan bahwa rumor penggusuran Kampung UKM ini sudah sering ia dengar beberapa tahun ke belakang untuk dialihfungsikan menjadi gedung lain. Meski begitu, menurutnya UPI kekurangan ruang aktivasi mahasiswa karena di Gedung PKM sudah sangat overload. Melihat hal itu, ia dan teman-teman di Kampung UKM merasa keberatan jika akan dipindahkan ke PKM.

Sampai saat ini, Wildan juga belum menerima informasi terkait tempat baru. Informasi yang selama ini mereka terima hanya bahwa kampus sedang berupaya untuk mencari tempat yang layak untuk UKM-UKM penghuni Kampung UKM. “Tidak menuntut tempat yang spesifik asalkan selama ruang itu layak dan sesuai kebutuhan kami, kami tidak keberatan untuk pindah.,” terangnya.

Wildan berharap relokasi yang diberikan akan mencapai kebermanfaatannya untuk semua UKM, terkhusus Kampung UKM. 

“Ya semoga relokasi yang diberikan ini mencapai kebermanfaatannya untuk semua UKM Ormawa terkhusus Kampung UKM, karena kita masih belum tau kedepannya akan seperti apa nasib Ormawa-ormawa. Tapi ya, dalam waktu dekat ini, harapannya semoga program relokasi ini emang lebih besar manfaatnya lah daripada ketidakmanfaatannya,” harap Wildan. []

Redaktur: Harven Kawatu

Comments

comments