Sisingaan di Hati UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Kampus Purwakarta
Oleh Neng Ratna*
Saat ini dunia sedang berkembang dengan segala aspeknya. Meneropong sikap dan cara berpikir masyarakat khususnya pemuda yang bergerak dinamis karena pengaruh globalisasi memiliki penilaian dan anggapan tentang budaya dan seni tradisional adalah hal aneh dan kuno, “Tidak modis dan ketinggalan zaman,” itulah kata masyarakat kita, khususnya pemuda.
Orang-orang sudah mulai terasingkan dari budayanya sendiri, termasuk mahasiswa. Mereka lebih senang disibukkan dengan hal-hal berbau ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang justru sering disalahgunakan pemanfaatannya. Ini diperkuat dengan pendapat Prof. Rahayu Supanggah, pengamat kesenian tradisional Jawa, ”Sejumlah kesenian tradisional di Indonesia telah mengalami pergeseran dan peminatnya mulai berkurang.”
Ditengah-tengah masyarakat yang sudah tidak lagi mengindahkan seni dan budaya tradisional, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Purwakarta mencoba mempertahankannya salah satunya Sisingaan, kesenian khas daerah Kabupaten Subang ini dimanfaatkan mahasiswa untuk belajar dan mencoba mempertahankan tradisi lama.
Sisingaan merupakan salah satu jenis seni pertunjukan tradisional rakyat Jawa Barat yang berasal dari Subang, berupa keterampilan memainkan tandu patung singa yang diusung oleh beberapa orang.
Keberadaannya mendapat tempat di hati mahasiswa UPI Kampus Purwakarta. Salah satunya dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Setiap tahun biasanya penyelenggaraan KKN diperuntukkan bagi mahasiswa yang beranjak ke semester 7 dan kebetulan tujuan lokasinya pun kebanyakan di daerah Subang.
Sisingaan yang digagas oleh salah satu dosen UPI Kampus Purwakarta yaitu Mamad Kasmad sebagai ketua panitia KKN, menunjukan bahwa ia memiliki ide kreatif seiring dengan ketidaktenarannya lagi kesenian dan budaya tradisional. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa UPI kampus Purwakarta mampu berkesenian, dan merupakan salah satu upaya untuk pelestarian budaya tradisional karena beberapa kesenian tradisional mulai diambang kepunahan.
Sepertinya sisingaan menjadi kesenian andalan warga UPI kampus Purwakarta, ini terbukti saat kunjungan Sunaryo Kartadinata, rektor UPI, ke UPI Kampus Purwakarta, beliau disambut dengan arak-arakan sisingaan layaknya pengantin sunat, nampaknya ia merasa kaget dengan penyambutannya yang demikian meriah itu, penyambutan tersebut sempat dipaparkan saat berpidato di depan jajaran dan staf kampus serta mahasiswa Oktober lalu.
Berbicara mengenai keberpihakan, UPI kampus Purwakarta memang lebih didominasi oleh mahasiswa yang berasal dari Subang, Karawang, Bekasi, dan Purwakarta dan hanya memiliki satu program studi yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Karena lulusannya diperuntukan sebagai pendidik, maka hal ini dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa untuk menanamkan kembali nilai-nilai kearifan lokal seni tradisional melalui pembelajaran.
Jika keadaan ini tetap dilestarikan dan dijaga keberadaanya khususnya mahasiswa, masyarakat, atau pemerintah kota bahkan dari negara sudah tentu akan mendatangkan manfaat tersendiri, misalnya sebagai media untuk memperkenalkan kesenian tradisional ini kepada dunia. Hal ini justru sebagai suatu kesenian yang terlihat unik bahkan bisa dijadikan cagar budaya oleh pemerintah daerah setempat khususnya Subang.
*Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta Jurusan Pendidikan Guru SD