Passion Menjadi Kunci untuk Jomblo-ers Lebih Produktif

169

Oleh : Nurul Nur Azizah

Bandung, isolapos.comProuductive Talk, acara perdana garapan komunitas Jomblo Prouductive yang mengangkat tema “Prouductive with Passion” disambut antusias oleh jomblo-ers di Kantin Nation Panas Dalam, Jumat (14/10) malam. Talkshow yang dikemas santai itu, memperbincangkan seputar passion dan langkah-langkah untuk mewujudkannya. Acara ini juga diisi oleh Choqi Isyraqi, Satria Maulana dan M. Haikal El-Rasyid.

Choqi Isyraqi, Ketua Komunitas Jomblo Prouductive Kota Bandung dan Founder Hati Jomblo membenarkan, jomblo dapat bekerja produktif. “Siapa bilang jomblo itu tidak bisa produktif? Namanya juga prouductive, gabungan dari kata proud dan productive. Populasi jomblo di Bandung kan banyak. Nah, kita ada loh wadah buat para jomblo untuk mereka bisa saling menginspirasi dan membuat hal-hal produktif.”

Lebih lanjut, Satria Maulana, Head of Business Development Hanimun.co juga menjelaskan, passion sebagai aktualisasi dan dampak. Passion merupakan “gairah” untuk mengaktualisasikan diri, sehingga membutuhkan wadah untuk bisa terhubung dengan kumpulan orang yang passion-nya sejalur. “Jika kita sudah mampu menerjemahkan passion, maka jangan khawatir, passion akan “bekerja” menghidupi diri kita. Layaknya kata pepatah, pekerjaan yang paling enak adalah hobi (passion,-red) yang dibayar.”

Ia melanjutkan, cara meyakinkan diri terhadap passion adalah dengan mencari reasoning, mengapa kita harus melakukan suatu hal. Passion dapat dimulai dengan hal–hal sederhana terlebih dahulu atau “Dream big start small”. “Satu hal yang tak kalah penting adalah cari meaning atau impact yang dapat kita berikan dari passion,” ujarnya. Hal lain yang menurutnya perlu diperhatikan dalam mengembangkan passion adalah inovasi. “Eksplorasikan kemungkinan-kemungkinan aneh dalam mengembangkan passion,” Satria melanjutkan.

Senada dengan itu, M. Haikal El-Rasyid, Co-Founder Mavens Studio & Founder Komunitas Barudak Urban Light Bandung (B.U.L.B) menyebutkan, passion tidak sepatutnya diaktualisasikan hanya untuk diri sendiri melainkan bermanfaat bagi orang lain. “Passion bukan sebagai hal yang hanya dinikmati oleh diri sendiri, tapi semestinya juga bisa memberi dampak bagi orang lain. Intinya, buat passion kita menjadi ladang pahala.”

Ia juga menghimbau, selalu aktif mencari kreasi baru hingga ada kompetitor positif yang nantinya akan mendorong diri kita untuk terus berkembang. “Lelah atau jenuh dalam menekuni passion itu sah-sah saja, wajar. Perlu titik untuk istirahat sejenak. Setelah itu, kembangkan passion itu sendiri. Ada sebuah timming yang kita ciptakan untuk mendorong passion. Cari juga kompetitor untuk mengangkat semangat berkarya,” lanjutnya.

Pungky Nurliani (22), salah satu jomblo-er dari Kota Cimahi, mengungkapkan kesan dari acara ini. “Saya rasa, saya mempunyai passion di bidang public speaking dan saya juga mempunyai hobi bergaul, kalau udah ngomong gak bisa direm. Sedangkan saya, sehari-hari bekerja di ruangan indoor dengan aktivitas “kaku” yang sedikit banyak menghalangi passion saya.”

Perempuan yang menggeluti bidang programmer ini melanjutkan, ia merasa terinspirasi setelah mengikuti acara ini sampai akhir. “Setelah ini, saya jadi tahu bagaimana menjalani passion saya tanpa mengganggu tugas kerja. Saya terinspirasi untuk bergabung dalam sebuah wadah atau forum yang dapat mengakomodasi passion saya,” ucapnya.[]

Redaktur : Prita K. Pribadi dan Kholid Abdullah

Comments

comments