Terjun ke Jantung Lautan: Berburu Paus “Moby Dick”

677

Oleh: Reza A. Pratama

Sutradara         : Ron Howard

Pemeran          : Chris Hemsworth, Benjamin Walker, Cillian Murphy, Brendan Gleeson, Ben Whishaw

Produksi          : Warner Bros

Tayang             : 4 Desember 2015

Durasi Tayang  : 121 menit

Berlatar pada Tahun 80-an ketika revolusi industri mulai menguat dan mencancapkan jangkarnya.  Ketika masa-masa awal revolusi industri, para penggiat industri tersebut belum mengenal teknologi bahan bakar minyak yang digali di dalam tanah. Mereka masih menggunakan minyak paus sebagai bahan bakarnya. Maka ketika itu para pemburu paus dikerahkan untuk memburu  puluhan hingga ratusan paus untuk memenuhi keinginan pasar. “In The Heart of A Sea” membawa kita berpetualang bersama kapal “Essex” untuk menemukan salah satu harta karun yang paling berharga yaitu “Minyak Paus.”

Kisah ini bermula dari kedatangan seorang novelis Herman Melville (Ben Whishaw) yang tertarik dengan sebuah kisah tentang kapal yang ditenggelamkan oleh paus besar sepanjang 30 meter. Akhirnya Melville bertemu dengan salah satu awak yang tersisa dari kapal legendaris tersebut yang bernama Tom Nickerson (Brendan Gleeson). Awalnya Nickerson tidak pernah mau membicarakan tentang petualangannya tersebut dan selalu merahasiakannya dari orang lain termasuk istrinya. Namun akhirnya Melville dapat membujuknya untuk bercerita dan mengungkapkan segala “pengalaman terburuknya” yang telah bertahun-tahun menghantui jiwanya.

Nickerson bergabung sebagai awak kapal “Essex” pada umur 14. Kapal tersebut dipimpin oleh Kapten George Pollard (Benjamin Walker) yang didampingi oleh Kelasi Pertama Owen Chase (Chris Hemsworth) dan Kelasi Kedua Matthew Joy (Cillian Murphy). Pada awalnya Owen Chase lah yang dijanjikan oleh perusahaan kapal Nantucket untuk menjadi pemimpin kapal “Essex”. Pertimbangan itu dikarenakan pengalaman Chase yang sudah banyak dalam berburu paus dan karena Chase sudah pernah mendapatkan 1500 barel minyak paus. Namun kesempatan Chase untuk menjadi kapten hanyalah omong kosong belaka. Perusahaan Nantucket melayangkan posisi kapten kepada seorang pria amatiran bernama George Pollard yang tidak terlalu mengerti tentang perburuan paus, Pollard mendapatkan posisinya dikarenakan dukungan ayahnya yang merupakan penyokong organisasi.

Masuknya Pollard sebagai kapten kapal merupakan awal dari sebuah bencana. Chase yang sejak awal memimpin seluruh awak dengan terampil berhasil membawa moral positif ke seluruh kapal sehingga seluruh awak dapat bekerja sama dengan apik. Namun Kapten Pollard iri dengan kepemimpinan Chase, Pollard berusaha mengambil alih koordinasi seluruh kapal dan malah membawa kapal menuju badai besar.

Nasib buruk kapal “Essex” ternyata tidak berakhir disitu saja. Setelah Kapten Pollard dan awaknya sampai di tempat penangkapan paus, ternyata hasil yang diterima mereka tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mereka hanya dapat mengumpulkan beberapa barel minyak saja. Akhirnya mereka harus menepi di salah satu pulau. Mereka bertemu dengan kapten yang pernah berhadapan dengan legenda lautan “Moby Dick;” seekor paus putih berukuran 30 meter yang mampu mengaramkan satu kapal besar dan membunuh seluruh awak kapalnya. Kapten tersebut juga menceritakan bahwa dia pernah mengunjungi suatu tempat yang menjadi “surga” para paus berkumpul.

Didorong dengan rasa serakah dan  keinginan memenuhi target 2000 barel minyak paus, Pollard dan Chase akhirnya berjudi dengan nasib dan menuju ke tempat yang sebelumnya belum pernah diketahui orang. Spekulasi demi spekulasi pun mencuat tentang kebenaran tempat tersebut. Mereka harus menempuh perjalanan sepanjang 5.200 km untuk sampai di tempat legendaris tersebut. Tapi apakah perjalanan sejauh itu setimpal dengan malapetaka yang akan mereka temukan? “In The Heart of The Sea” ini akan mengajak kita berkenalan dengan teror di lautan bernama “Moby Dick.”

Film gubahan Ron Howard ini diadaptasi dari novel berjudul “Moby Dick” karya Herman Melville yang diterbitkan tahun 1835. Mungkin film adaptasi ini tidak akan memuaskan beberapa penggemar novel setianya.  Plot yang ditampilkan akan jauh berbeda dari yang diceritakan di buku aslinya. Hal ini dikarenakan sudut pandang berbeda yang diambil Howard sebagai film yang lebih mengeluarkan sisi realisme dibandingkan fiksi. Unsur realisme yang terdapat dalam di film ini begitu terlihat realistis sehingga penonton dapat merasakan betapa lelahnya Chase dan Pollard dalam perjalanannya tersebut. Penonton akan bertemu dengan fakta-fakta mengejutkan ketika dihadapkan dengan perjuangan survival di lautan yang sebenarnya.

Namun justru bagi para penggemar awam atau penggemar film dengan suspense yang intens. Penonton akan disuguhkan dengan ketegangan yang berlanjut-lanjut sekaligus dimanjakan dengan pemandangan laut yang digambarkan sangat indah. Hal itu tentunya menjadi nilai utama bagi film “The Heart of a Sea” ini.

Comments

comments