Perjalanan Peta: Menikmati Eksotisme di 0 KM Sumatera
Oleh: Fiona Artha Adikusuma*
*) Penulis adalah Mahasiswa Departemen Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI 2015
Perjalanan yang telah dilalui beberapa waktu lalu menjadi sebuah kenangan yang kelak bisa saya dan teman-teman angkatan 2015 kenang. Saya beserta teman-teman angkatan 2015 dan juga dosen-dosen kami tercinta berangkat dari Bandung ke Lampung pada hari Kamis malam pukul 20.00 WIB, 29 November 2018. Tujuan kami pada perjalanan ini ialah untuk meneliti sebuah desa yang berada di Lampung yaitu Desa Balinuraga.
Bukan hanya penelitian yang kami lakukan di sana, kami juga berkunjung ke tempat wisata lokal yang ada di Lampung seperti Pulau Pahawang, Puncak Mas, Lembah Hijau dan tak lupa kami pun berkunjung ke tempat oleh-oleh khas Lampung. Saya dan rombongan menghabiskan waktu kurang lebih tiga hari dua malam untuk menikmati perjalanan peta ini. Diawali dengan kegiatan penelitian di Desa Balinuraga, rombongan kami dari departemen PKN UPI melakukan penelitian sekaligus silaturahmi dengan warga dan tokoh masyarakat yang ada di sana.
Kami disambut dengan sangat baik ketika sampai di Desa Balinuraga. Secara formal kami menerima sambutan dari tokoh masyarakat desa dan tarian penyambutan ketika acara formal dimulai dan secara non formal sebagian warga yang ada di tempat penyambutan menyambut kami dengan senyum, salam dan sapa ketika kami tiba.
Kegiatan penelitian yang diselenggarakan di Desa Balinuraga terbilang cukup singkat, saya dan tim peneliti hanya mendapatkan waktu sekitar dua jam untuk mencari data keperluan penelitian. Rasa-rasanya saya dan tim peneliti mendapatkan tantangan baru ketika harus mencari data dengan waktu yang relatif singkat. Kami sudah menyiapkan instrumen penelitian, buku catatan dan pena. Sistem acara yang digunakan ketika kami di sana ialah diskusi, acaranya mirip seperti seminar. Saya dan teman-teman yang kurang lebih berjumlah 100 orang berkumpul di balai desa untuk mendengarkan penjelasan mengenai Desa Balinuraga dari narasumber yang merupakan tokoh masyarakat Desa Balinuraga.
Penelitian yang dilakukan oleh angkatan 2015 ketika di Desa Balinuraga adalah penelitian berkelompok yaitu penelitian yang terdiri dari beberapa kelompok. Dari 100 orang yang ada dibagi menjadi delapan kelompok. Setiap kelompok membahas hal yang berbeda, topik penelitian bergantung pada ketertarikan masing-masing kelompok. Namun, penelitian tetap harus pada jalur keilmuan kami yaitu ilmu kewarganegaraan (civics) dan ilmu sosial (social science) yang artinya penelitian yang kami lakukan harus memuat substansi analisis dari sudut pandang sosial, hukum, politik dan pendidikan kewarganegaraan.
Delapan kelompok peneliti diberikan kesempatan bertanya dalam forum diskusi dan setiap kelompok bertanya termasuk kelompok penelitian saya. Kegiatan penelitian ini selesai pada pukul 11.15 WIB. Pada akhir kegiatan, setiap kelompok diperbolehkan mendokumentasikan diri dengan narasumber.
Saya dan kelompok merasa sangat lega dan tenang ketika tahap pengambilan data pada penelitian selesai. Selanjutnya rombongan kami dari PKN UPI diundang untuk berkunjung ke Prodi PPKn Universitas Lampung. Berkunjunglah kami kesana dan kami pun dijamu dengan baik. Itulah perjalanan penelitian kami dalam sehari. Keesokkan harinya kami melanjutkan perjalanan peta kami untuk berwisata ke tempat wisata yang ada di Lampung.
Hari kedua kami di Lampung cukup mengesankan karena kami berkunjung ke pulau Pahawang. Sejak pagi hingga sore hari kami menghabiskan waktu di pulau yang indah itu. Pulau Pahawang dianugerahi pemandangan yang indah, cantik dan menyejukkan mata. Bagi saya dan teman-teman 2015 yang notabene tinggal di daerah pegunungan merasa sangat senang ketika bisa menikmati pemandangan laut yang di tengah-tengahnya terdapat pulau-pulau ekostis nan cantik. Selama perjalanan menuju pulau Pahawang saya sangat menikmati pemandangan yang ada.
Saya dan teman-teman 2015 pergi ke pulau Pahawang untuk snorkling. Diantara rombongan kami yang ada yang ikut snorkling dan ada yang tidak. Saya termasuk yang mengikuti kegiatan snorkling. Mumpung berada di pulau yang cantik dan indah ini, kurang afdal apabila tidak menikmati keindahan bawah laut yang disuguhkan di sana.
Kegiatan snorkling di Pulau Pahawang berlangsung sekitar dua jam. Air di area snorkling bersih dan banyak ikan-ikan kecil. Ikan-ikan kecil yang terdapat di sana akan muncul ke permukaan apabila diberi makan roti tawar. Saya dan teman-teman 2015 membawa bekal roti tawar secara khusus untuk ikan-ikan yang ada di area snorkling. Sungguh pengalaman yang luar biasa bisa menikmati keindahan ciptaan Tuhan dengan snorkling di pulau Pahawang.
Pemandangan yang indah, air yang bersih, suasana yang menyenangkan membuat saya dan teman-teman larut dalam kebahagiaan ketika di sana. Setelah selesai snorkling, kami rombongan dari PKN 2015 UPI melanjutkan perjalanan ke Pulau Nemo. Di sana kami menikmati makan siang bersama dengan menu ikan bakar yang enak. Selain makan, kami pun dipersilakan untuk membersihkan diri dan salat. Satu setengah jam kemudian, saya dan teman-teman berangkat ke Pulau Kelagian. Pemandangan yang ada di Pulau Kelagian pun tak kalah indahnya dengan pulau Pahawang tempat kami snorkling.
Banyak wahana yang ditawarkan warga lokal ketika di Pulau Kelagian. Ada banana boat, donut boat dan masih banyak lagi. Karena sewaktu kami sampai di Pulau Kelagian sudah siang, ketika di sana kami menghabiskan waktu dengan menikmati pemandangan sambil mengabadikan moment kebersamaan kami dengan berfoto dan selfie.
Puas dengan perjalanan kami ketika berkunjung ke Pulau Pahawang, keesokkan harinya saya dan teman-teman 2015 mengunjungi tempat wisata Puncak Mas dan Lembah Hijau. Meskipun pada perjalanan kami ketika disana diiringi dengan cuaca mendung dan gerimis tapi kami tetap menikmati perjalanan kami ketika berada di Puncak Mas dan Lembah Hijau. Banyak sekali spot foto yang instagramable di Puncak Mas. Sayangnya, ketika kami di sana cuaca sedang kurang bersahabat jadilah kami hanya menikmati pemandangan yang ada di sana.
Berbeda dengan Puncak Mas yang menyuguhkan spot foto dan selfie yang instagramable. Destinasi wisata selanjutnya menyuguhkan pamandangan alam Lampung yang asri. Lembah Hijau memiliki banyak wahana salah satunya ialah wahana margasatwa. Wahana tersebut menawarkan kita untuk melihat secara langsung hewan yang ada di sana bahkan berinteraksi dengan memberikan makanan. Ada gajah Lampung dan berbagai jenis satwa lainnya.
Puas dengan berwisata di Puncak Mas dan Lembah Hijau, tak terasa bahwa hari itu adalah hari terakhir kami berwisata di Lampung. Saya dan rombongan dari PKN UPI melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Bandung pada pukul 16.00 WIB. Kami berangkat pulang ke Bandung setelah selesai makan siang dan berbelanja buah tangan atau oleh-oleh khas Lampung.
Untuk oleh-oleh khas Lampung kami berbelanja di salah satu sentra penjualan oleh-oleh yang cukup besar di Lampung yaitu Askha Jaya. Lokasinya berada di gang PU, tepatnya di jalan Pagar Alam. Sepanjang jalan Pagar Alam terdapat banyak sekali toko yang menyediakan buah tangan khas Lampung. Apabila para pembaca pergi ke Lampung kurang lengkap apabila tidak membawa oleh-oleh keripik pisang khas Lampung yang beraneka rasa.
Keripik pisang khas Lampung yang ditawarkan ada rasa coklat, keju, tiramisu, moca, karamel, barbeku, keju pedas dan masih banyak lagi. Rasa keripiknya renyah, manis dan gurih. Harga keripik yang ditawarkan di Askha Jaya Rp50.000/kg. Bagi yang ingin mencoba terlebih dahulu keripiknya agar mendapatkan rasa yang paling sesuai dengan selera bisa mencobanya terlebih dahulu secara gratis di toko Askha Jaya. Sentra penjualan oleh-oleh Askha Jaya menjadi salah satu rekomendasi penjual oleh-oleh terbaik di Lampung. Selain keripik pisang, ada kerupuk kemplang khas Lampung, klanting khas Lampung, berbagai aksesoris dan cinderamata khas lampung, juga tak lupa kopi khas Lampung yang menjadi rekomendasi oleh-oleh terbaik dari Lampung.
Puas berbelanja oleh-oleh, kami langsung bergegas pulang untuk menyelesaikan penelitian kami. Kami sampai di Bandung pukul 09.00 WIB pada hari Senin, 3 Desember 2018. Senang sekali bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa selama melakukan penelitian dan berwisata di Lampung. Semoga ada kesempatan lagi di lain waktu untuk singgah dan menikmati eksotisme 0 KM Sumatera ini.
Tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab penulis yang bersangkutan.