Buruh Menuntut 1 Mei Libur Nasional
Gedung Sate, isolapos.com-
“Revolusi… Revolusi… Revolusi sampai mati,” Begitulah nyanyian yang diteriakkan ratusan buruh di bawah bendera Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992 (SBSI 92) kota Bandung saat memperingati May Day di depan Gedung Sate Bandung (1/5).
“May Day mempunyai arti yang penting, hari ini buruh menggugat pemerintah agar 1 Mei menjadi hari libur nasional,” ujar Ajat Sudrajat, ketua SBSI’92. Menurutnya, hal tersebut merupakan tuntutan utama, selain ada beberapa tuntutan lainnya. “Isu turunan lainnya yaitu union busting, outsorching dan upah layak,” tegas Ajat. Menurutnya, upah layak bukan berarti upah minimum.
Dalam orasi politiknya, mereka menyampaikan 4 tuntutan, yaitu tetapkan 1 Mei sebagai hari buruh dan libur nasional, berlakukan upah layak untuk buruh, hapus sistem kerja kontrak outsorching, revisi UU no.4 tahun 2004 tentang PPHI, dan hentikan segala bentuk pemberangusan serikat (union busting).
Aksi dari SBSI’92 tersebut dilanjutkan dengan longmarch ke Mall Bandung Indah Plaza dan akan diakhiri di Jalan Asia Afrika. “Aksi kita adalah kampanye publik, karena 1 Mei harus menjadi tanggalnya Marsinah, rakyat tertindas dan agar rakyat tau kenapa buruh turun ke jalan,” teriak salah seorang orator dari atas mobil.
Aksi memperingati May Day diikuti oleh beberapa serikat buruh kota Bandung lainnya. Seperti, Konfederasi Serikat Nasional, dan Komite Aksi Solidaritas Buruh (KASBI) yang merupakan gabungan dari organisasi buruh, kepemudaan, serta organisasi mahasiswa ekstra dan intra kampus di Bandung.
KASBI mengajukan tuntutan yang lebih banyak dibandingkan SBSI’92. Ada 11 poin yang diajukan. Namun, isi tuntutannya tidak jauh berbeda dengan SBSI’92. “Batalkan kenaikan BBM tapi ada solusinya yaitu nasionalisasi aset strategis atau kalau pemerintah tidak berani, paling tidak re-negoisasi ulang persoalan semua aset strategis,” tegas Nining Elitos, Ketua Umum KASBI. Menurutnya, aksi ini adalah bentuk kecintaan terhadap bangsa dan untuk memperbaiki nasib bangsa. [Nisa Rizkiah]