Jimmy: LPTK Ngorok dalam Menyikapi Kurikulum 2013
Bumi Siliwangi, isolapos.com-
“Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan (LPTK) itu ngorok dalam menyikapi Kurikulum 2013,” tutur aktivis Koalisi Pendidikan, Jimmy Paat dalam diskusi “Mengapa Kita Harus Menolak Kurikulum 2013?” Rabu, (13/3). Menurutnya, pihak LPTK tidak mengambil langkah tegas, apakah mereka menolak atau menerima Kurikulum 2013. Dalam diskusi yang diadakan di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa, Ia menerangkan bahwa pihak Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bukan perguruan tinggi keguruan sudah mengkritik kurikulum ini. Ia pun menilai, guru besar ITB cenderung menolak Kurikulum 2013 ini.
Ia mengharapkan mahasiswa-mahasiswa dari LPTK mampu mengambil sikap mengenai Kurikulum 2013. Menurutnya, mahasiswa harus bergerak, mampu mengajak dosen pendidikan ‘yang tidur’ untuk mendiskusikan kelayakan kurikulum ini, juga menyatakan posisi mereka untuk setuju atau tidak dengan Kurikulum 2013 ini. “Saya harap mahasiswa pun mampu mengkritisi isi Kurikulum 2013” ungkapnya.
Terkait hal itu, Ia menyayangkan pengajaran mengenai kurikulum di LPTK yang hanya dua Satuan Kredit Semester (SKS). Hal itu tidak cukup bagi mahasiswa untuk memahami pelajaran kurikulum pendidikan. Ia menambahkan, karena kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang kurikulum ini, membuat mereka tidak ‘marah’.“Mau marah gimana orang mereka gak tau apa-apa,” jelas Jimmy.
Selain itu, Guru Besar ITB, Iwan Pranoto menganggap kurikulum itu merupakan naskah budaya. Sehingga menurutnya, kurikulum yang dibuat sekarang merupakan visi pendidikan bangsa zaman dahulu sehingga dapat menciptakan generasi bangsa masa kini. “Visi kurikulum harus jelas, dan ini tidak terlihat pada Kurikulum 2013” tukas Iwan.
Sependapat dengan Iwan, pendiri Sekolah Tanpa Batas, Bambang Wisudo mengatakan nilai moral banyak dimasukkan ke dalam standar kompetensi. Hal ini yang dinilai Bambang merupakan sumber semrawutnya Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. “Kompetensi dan Kompetensi Dasar itu memang sangat awut-awutan.”
Bambang mencontohkan Kurikulum hal ini dalam Kurikulum Matematika 2013. Menurut Bambang, itu merupakan pencampuradukan matematika, science, logika, sosial, terhadap moral. Bambang beranggapan jangan buru-buru merefleksikan ilmu pengetahuan dengan moralitas di awal, karena konsekuensinya bisa menjadi sangat bertuhan tapi bisa juga menjadi atheis. “Jadi ga karu-karuan karena dicampuradukan sejak kelas Sekolah Dasar.” [Nur Anisa]